Blora (ANTARA News) - Kereta Api (KA) Sembrani, yang menabrak truk crane di perlintasan jalan Wadu, Kecamatan Kedungtuban, Blora, Jawa Tengah, Senin (1/5) sekira pukul 01.30 WIB, sudah bisa melanjutkan perjalanan.

"Semua penumpang bisa melanjutkan perjalanan, tidak ada yang harus beralih menumpang kendaraan umum,"kata Kepala Resort Stasiun Cepu, Iska, kepada ANTARA, di lokasi kejadian, Senin dini hari tadi.

Sebelum itu, setelah menabrak truk kran, KA Sembrani dengan masinis, Hari Syamsul Arifin (35), warga Sidotopolor, Surabaya, Jawa Timur itu, ditarik ke stasiun Kedungtuban, yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.

Tetapi, sebelumnya puluhan petugas harus mengevakuasi loko KA Sembrani dan satu gerbongnya yang anjlok dari rel. Baik loko dan satu gerbong tersebut, kemdian ditarik ditempatkan di stasiun Kedungtuban. Menurut Iska, KA Sembrani dari Surabaya ke arah Jakarta, melanjutkan perjalanan dengan memanfaatkan loko KA barang CC 201104 yang dikirim dari stasiun Bojonegoro.

"Saya tidak tahu persis kerusakan loko yang menabrak kran itu, tetapi sementara ini tidak bisa dimanfaatkan, karena itu loko KA Sembrani diganti,"katanya menjelaskan.

Meski jalur rel KA di perlintasan Wadu sudah bisa dilewati, tetapi perjalanan KA harus perlahan. Masalahnya, truk kran milik Pertamina tersebut, masih teronggok ditepi rel dan sulit disingkirkan, karena beratnya diperkirakan mencapai puluhan ton.

ANTARA yang ada di lokasi kejadian, melihat loko dan gerbong KA Sembrani yang melaju di perlintasan jalan Wadu itu, hanya berjarak tidak lebih 10 cm dari bagian depan kran. Sementara itu, truk kran berada ditepi rel bagian utara,dengan posisi salah satu roda besinya lepas, setelah tertabrak KA Sembrani yang selanjutnya menghantam pintu lintas dan sebuah gardu yang ditempati penjaga perlintasan dari desa setempat.

Akibat terhantan truk kran, gardu tempat jaga di perlintasan itu hancur, berikut palang pintunya. Setelah KA Sembrani lewat, setengah jam kemudian, KA Argo Bromo, dari Surabaya yang semula sempat tertahan di Stasiun Cepu, Blora, jawa Tengah, akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.

Menurut Iska, setelah terjadi tabrakan antara KA Sembrani dengan truk kran, ada dua bantalan rel yang rusak dan terpaksa diganti. Sedangkan kondisi rel agak goyah sedikit, tetapi masih bisa dilewati KA dengan kecepatan berkisar lima km per jam.

"Kami menempatkan petugas untuk pengamanan kalau ada KA lewat, sebelum kondisi jalur rel benar-benar aman,"katanya menambahkan.

Sementara itu, Kapolsek Kedungtuban, Blora, AKP Sunarno menjelaskan, dalam kejadian itu, polisi belum menetapkan tersangka. "Kami masih mengusut, tugas kami mengamankan lokasi kejadian dulu, sebab ini masalah kecelakaan kereta api,"katanya.

Dari pengusutan polisi, lanjutnya, ketika itu, operator truk kran, Wiyanto (49), warga Desa Sungaigeneng, Kecamatan Sekaran, Lamongan, berjalan dari arah utara menuju ke lokasi pengeboran minyak Pertamina yang lokasinya di Desa Wadu.

Setelah menanyakan kepada sejumlah pemuda dari desa setempat yang berjaga di perlintasan, kondisi dianggap aman. Sesuai perhitungan truk kran tersebut, ketika melintas di rel KA, membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

Ketika bagian depan truk kran tersebut, sudah masuk di perlintasan rel KA, muncul KA Sembrani dari arah timur dan terjadilah tabrakan.Tetapi operator truk kran dan sejumlah pemuda yang ada di gardu perlintasan berhasil menyelamatkan diri.

"Waktu itu mereka, penjaga perlintasan dan operator truk kran tidak menutup perlintasan, karena dianggap tidak ada kereta api akan lewat,"katanya menjelaskan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009