Jakarta (ANTARA News) - Lembaga internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 hanya akan sekitar 2,5 persen, sementara untuk 2010 sebesar 3,5 persen.

"Lembaga dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2009 menyebutkan prediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 persen selama 2009," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu.

Hadir pula dalam raker yang membahas kebijakan makro ekonomi dan RAPBN 2010 itu Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Pelaksana Gubernur BI Miranda S Goeltom, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan.

Indonesia merupakan satu dari tiga negara yang mengalami pertumbuhan positif. Dua negara lainnya adalah China yang diperkirakan tumbuh 6,5 persen dan India sebesar 4,5 persen.

Lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi selama 2009 akan negatif 1,3 persen. AS mengalami pertumbuhan negatif 2,8 persen, kawasan Eropa minus 4,2 persen, dan Jepang minus 6,2 persen.

Sementara untuk 2010, lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 1,9 persen, AS nol persen, Eropa minus 0,4 persen, Jepang 0,5 persen, China 7,5 persen, India 5,6 persen.

Menkeu menilai angka prediksi lembaga internasional itu terlalu rendah.

"Lembaga internasional cenderung lebih pesimis sementara pemerintah akan bersikap lebih realistis," kata Menkeu dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi XI DPR A Hafiz Zawawi.

Pemerintah menetapkan sasaran ekonomi pada 2010 untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,0-6,0 persen, inflasi tahunan 4,5 - 5,5 persen, tingkat bunga SBI 3 bulan 6,0-7,0 persen, nilai tukar Rp9.500-Rp10.500 per dolar AS, dan harga minyak 45-60 dolar AS per barel.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009