Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden (capres), Megawati Soekarnoputri tidak mau berpegangan pada polling yang dilakukan lembaga survei dalam mencermati perkembangan politik nasional.

"Saya selalu melihat survei itu bukan suatu pegangan tapi hanya sebagai gambaran," kata Megawati setelah menghadiri peluncuran buku Ahmad Syafii Maarif di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta, Kamis malam.

Pernyataan itu disampaikan Megawati terkait pertanyaan wartawan mengenai hasil polling Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang memfavoritkan pasangan capres/cawapres Susilo Bambang Yudhoyono/Boediono.

Menurut Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, hasil survei tidak dapat menjadi pegangan karena dapat berubah sewaktu-waktu.

Banyak faktor yang dapat mengakibatkan perubahan hasil survei itu karena merupakan proses dinamika sosial masyarakat.

"(Karena itu) hasil survei tidak dapat jadi pegangan," kata capres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto itu.

Sebelumnya, LSI melakukan survei mengenai tingkat keterpilihan (elektabilitas) pasangan capres/cawapres yang menempatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono berada pada posisi tertinggi dengan nilai 71 persen.

Sedangkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto hanya mendapat dukungan sebesar 16,4 persen responden dan sebanyak 6 persen responden lainnya memilih pasangan Jusuf Kalla-Wiranto.

Survei LSI itu dilakukan pada 25 Mei hingga 30 Mei dengan jumlah responden sebanyak 2.999 responden di 33 provinsi di Indonesia, dengan "margin of error" sebesar 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, melalui wawancara secara tatap muka.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009