Jakarta (ANTARA News) - Perhatian masyarakat terhadap pemberitaan calon presiden dan wakil presiden terutama di media televisi cukup tinggi, kata produser eksekutif sebuah televisi swasta Ecep S Yasa pada seminar "Independensi Media dalam Pemberitaan Pilpres".

Ecep di Jakarta, Jumat mengatakan, menjelang deklarasi capres dan cawapres beberapa waktu lalu, hampir semua media televisi meliput dan memberikan porsi yang besar terhadap pemberitaan mengenai capres dan cawapres dengan kemasan yang bermacam-macam.

"Mulai dari info, desas-desus politik, hingga deklarasi pasangan menjadi primadona dadakan sejumlah stasiun televisi," kata Ecep saat menjadi pembicara pada seminar yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Sebagai gambaran, kata Ecep, khusus dalam pemberitaan deklarasi capres/cawapres, berdasarkan riset "rating" dan "share" lembaga riset AC Nilsen pada 15 Mei 2009 lalu di 10 kota besar Indonesia, sekitar 34 juta dari 40 juta pasang mata di 10 kota besar tersebut menonton acara deklarasi ketiga pasang capres-cawapres.

Para penonton sesuai riset tersebut, menyaksikan acara berkaitan dengan capres dan cawapres di sembilan stasiun televisi swasta dengan beragam bentuk kemasan acara seperti "breaking news", reportase khusus, contreng, presiden pilihan dan berbagai program lainnya yang berkaitan dengan proses pemilihan presiden dan wakil presiden.

Dengan demikian, pemberitaan pilpres mendapat perhatian khusus pemirsa dan juga kalangan tim sukses pasangan capres/cawapres, sehingga diyakini betul bahwa pemberitaan itu bakal memberikan pengaruh besar bagi penentuan siapa yang bakal dicontreng pada pilpres 8 Juli mendatang.

Oleh sebab itu, kata Ecep, dalam menyambut pilpres 2009 televisi sebagai media harus memberi gambaran secara utuh kepada publik tentang profil para capres dan cawapres, tidak hanya menampilkan karakter pribadi dan pengalamannya, media juga harus menghadirkan analisis dan prediksi seputar duet kepemimpinan dan koalisi partai politik pendukung capres-cawapres tersebut.

"Independensi stasiun televisi menjadi sangat penting karena masyarakat Indonesia kini sudah mulai kritis dalam menyikapi pemberitaan media," katanya.

Seminar tersebut menghadirkan pembicara lainnya Ramadhan Pohan (Jurnal Nasional) dan Metta Dharmasaputra (Koran Tempo).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009