Jayapura (ANTARA News) - Kondisi geografis Papua yang didominasi morfologi pegunungan berlereng curam dengan ketinggian rata-rata di atas 1000 meter cocok untuk dioperasikannya pesawat terbang berperforma "Short Take Off and Landing" (STOL).

"Selain kondisi geografis yang cukup ekstrim, faktor cuaca yang sangat tidak menentu dan sering tidak ramah di Papua lebih cocok untuk pesawat yang berkualifikasi STOL," kata Praktisi Industri Penerbangan, Satya Graha Utama di Jayapura,Sabtu.

Kebutuhan pesawat ber-perfoma "STOL" juga dipengaruhi kondisi landasan pacu di daerah pedalaman yang sebagian besar memiliki lintasan pendek dengan fasilitas yang masih minim.

Kualifikasi "STOL" memungkinkan pesawat dapat tinggal landas dan mendarat pada landasan pacu yang pendek serta dalam kondisi landasan yang tidak terlalu rata.

Pesawat ber-performa STOL yang sudah umum diterbangkan di daerah pedalaman Papua diantaranya, Twin Otter, Cessnea Caravan dan Pilatus Porter.

Kondisi infra struktur yang minimalis ditambah dan belum tersedianya akses transportasi darat di daerah pedalaman Papua disebabkan lambatnya pembangunan karena kendala geografis yang cukup berat.

Menurut Satya, agar roda pembangunan di Tanah Papua dapat berputar lebih baik dengan menggunakan transportasi udara, pemerintah daerah seharusnya melakukan penguatan kapasitas "airstrip" atau lapangan terbang perintis, terutama pada titik-titik pengangkutan logistik di daerah pedalaman.

"Penguatan kapasitas ini berupa pengerasan dan memperpanjang landasan pacu serta melengkapi fasilitas pendukung di sekitar lapangan terbang," tandasnya.

Namun demikian lanjutnya, pembangunan infrasturktur jalan darat harus tetap menjadi perhatian pemerintah untuk membuka keterisolasian masyarakat di pedalaman untuk berhubungan dengan daerah lainnya.

Luas keseluruhan Pulau Papua mencapai 410.660 kilometer persegi atau 21 persen dari luas wilayah Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 2,3 juta jiwa. Dimana lebih dari 50 persen penduduk Papua mendiami daerah pedalaman.

Saat ini terdapat sekitar 280 lapangan terbang perintis yang dapat digunakan untuk mendukung transportasi udara di Papua.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009