Beirut (ANTARA News/Reuters) - Koalisi anti-Suriah telah mengalahkan Hizbullah dan sekutu Kristen-nya Michel Aoun dalam pemilihan parlemen Minggu, sumber kedua belah pihak mengatakan.

Jika dikonfirmasi, hasil itu akan dianggap sebagai pukulan pada Suriah dan Iran, yang mendukung Hizbullah, dan dorongan pada AS, Arab Saudi dan Mesir, yang mendukung aliansi-nya Hariri.

"Kami telah kalah dalam pemilihan," kata seorang politikus senior yang dekat dengan blok yang mencakup kelompok Hizbullah dan Amal, dan juga Aoun. "Kami menerima hasil itu sebagai keingian rakyat."

Politikus Kristen Samir Geagea mengatakan ia percaya koalisi "14 Maret" anti-Suriah, yang mana partai Kekuatan Baru-nya masuk, menang, mungkin hanya dengan margin tipis.

Satu sumber dalam kampanye Saad al-Hariri, pemimpin Muslim Sunni koalisi itu, memprediksikan kemenangan nyata, dengan mengatakan blok itu akan memperoleh sedikitnya 70 kursi dalam majelis yang memiliki 128 amggota.

Belum ada hasil resmi yang diumumkan.

Pertarungan nyata dalam pemilihan itu berpusat di daerah-daerah Kristen, tempat Aoun menghadapi Partai Palange (Falangis) pimpinan bekas presiden Amin Gemayel, Kekuatan Baru-nya Samier Geagea dan independen.

Kamp-kamp yang bersaing di Libanon berselisih mengenai pasukan gerilya Hizbullah, yang di luar militer Lebanon, dan hubungan dengan Suriah, yang telah mendominasi Lebanon selama tiga dasawarsa hingga 2005.

Kemungkinan sekali hasil pemilihan itu adalah pemerintah "persatuan nasional" lainnya, beberapa pengamat mengatakan.

"Pemerintah persatuan nasional penting, syarat 14 Maret mencapai kemenangan," pemimpin Druze anti-Suriah Walid Jumblatt mengatakan sebelum hasil awal muncul.

Menteri dalam Negeri Ziad Baroud mengatakan setelah pemilihan ditutup pada pukul 19 waktu setempat (pukul 23 WIB) perhitungan awal menunjukkan kedatangan pemilihan lebih dari 54 persen, angka yang tinggi bagi Lebanon, tempat ratusan ribu dari 3,26 juta pemilih yang berhak memilih tinggal di luar negeri.


Siniora peroleh kursi

Keamanan ketat, dengan 50.000 tentara dan polisi dikerahkan di seluruh Lebanon, khususnya di sebagian besar distrik yang diperebutkan.

Sumber-sumber keamanan mengatakan satu orang terluka akibat tembak-menembak di kota Tripoli di Lebanon utara dan ada percekcokan antara para pendukung yang tersaing di tempat lainnya, tapi tidak ada laporan mengenai pertempuran serius.

Menurut hasil tidak resmi, Perdana Menteri Fouad Siniora, yang mendapat dukungan Barat dan Arab, memenangka kursi parlemen di kota Sidon di Lebanon utara yang sebagian besar warganya Sunni.

Siniora, 64, telah memimpin kabinet sejak koalisi pimpinan Hariri memperoleh kemenangan dalam pemilihan 2005. Ia telah memimpin pemerintah selama 18 bulan konflik politik dengan Hizbullah dan sekutunya, tapi tidak diperkirakan akan mempertahankan jabatannya.

Pemilihan itu relatif bebas-masalah di Lebanon, meskipun ada banyak laporan mengenai pembelian suara sebelum pemilihan, dengan orang-orang Lebanon yang tinggal di luar negeri ditawari tiket pesawat gratis untuk pulang. Hizbullah, yang mengatakan kelompok itu harus mempertahankan militernya untuk menghalangi Israel, merupakan bagian kabinet yang akan mengakhiri masa tugasnya.

Koalisi mayoritas anti-Suriah memperoleh dukungan nyata dari banyak negara Arab, dan juga Arab Saudi dan Mesir, sejak pembunuhan 2005 atas ayah Saad Hariri, Rafik al-Hariri.

Koalisi itu berkuasa melalui pemilihan menyusul pembunuhan Hariri, tapi berjuang untuk memerintah, menghadapi konflik yang terkadang sengit dengan Hizbulhah dan sekutunya.

Mantan Presiden AS Jimmy Carter, yang memimpin tim pengamat internasional, minta Lebanon dan pendukung luar negeri mereka untuk menerima hasil pemilihan.

"Saya tidak memiliki keprihatinan soal penyelenggaraan pemilihan itu. Saya memiliki kekhawatiran mengenai penerimaan hasilnya oleh semua partai besar," katanya di sebuah tempat pemungutan suara di Beirut.

Ketegangan di Lebanon sebagian besar diawasi oleh para pemimpin yang persaingan mereka telah mendorng negara itu ke tepi perang saudara tahun lalu. Hubungan yang mencair antara Arab Saudi dan Suriah juga telah membantu mempertahanan stabilitas di Lebanon dalam beberapa bulan belakangan ini.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009