Malang (ANTARA News) - Manajemen Arema Malang akan melaporkan mantan pemain mereka, Boubakar Kieta, ke polisi karena mengancam akan membunuh manajer Arema Ekoyono Hartono dan asisten manajer M. Taufan.

Menurut pengakuan asisten manajer Arem, M. Taufan, Selasa, ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan Ekoyono tersebut disaksikan oleh beberapa staf di sekretariat Arema Jalan Panderman No 2 Kota Malang.

"Kieta mengatakan kalau kami dalam dua bulan akan terbunuh melalui `black magic` khas Afrika. Tetapi ketika kami panggil untuk menjelaskan semua sikapnya, dia membantah dan merasa tidak mengeluarkan kalimat ancaman apapun," kata Taufan.

Selain melaporkan ke polisi, kata mantan wartawan itu, manajemen juga telah melaporkan Kieta yang asal Guinea ke Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) sesaat setelah pemecatan, Sabtu (6/6) terkait sikapnya terhadap manajemen.

Taufan menceritakan pemecatan pemain stopper itu berawal dari sikap Kieta yang telah melecehkan surat peringatan dari manajemen terkait indipliner yang telah dilakukannya.

Pada hari Selasa (2/6) sore setelah latihan di lapangan Agrokusuma Batu, pelatih Gusnul Yakin mengumumkan bahwa Rabu (3/6) latihan dimulai pukul 08.30 WIB dan pemain harus sudah berkumpul di areal Taman Rekreasi (TR) Sengkaling pukul 07.15 WIB, namun Kieta belum muncul dan terpaksa ditinggal.

Karena terlambat dan indipliner, Kamis (4/6) pagi, Kieta diberi surat peringatan berikut sanksi denda yang harus sesuai ketentuan dalam surat kontrak.

"Namun, dengan sinisnya Kieta melemparkan surat peringatan yang diberikan manajemen tersebut dan mengatakan bahwa dia tidak mau main lagi di Arema," kata Taufan.

Lebih lanjut Taufan mengatakan Kieta juga membuat ulah terhadap sesama pemain, karena itu manajemen memutuskan mendepak pemain tersebut beberapa jam menjelang pertandingan Arema menjamu Persita Tangerang.

Menurut Taufan, Kieta tidak terima dengan keputusan manajemen tersebut lalu mengeluarkan ancaman akan membunuh tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009