Washington (ANTARA News/AFP) - Keputusan China untuk membeli obligasi pertama Dana Moneter Internasional (IMF) menggaris bawahi dukungan kuatnya bagi perekonomian global dan sistem keuangan, Ketua IMF Dominique Strauss-Kahn mengatakan Selasa.

Sebelumnya, Beijing telah mengatakan, bahwa jika obligasi IMF memenuhi persyaratan "dalam hal keamanan dan tingkat pengembalian atas investasi" pihaknya akan mempertimbangkan membeli hingga 50 miliar dolar AS dari instrumen keuangan tersebut.

"Kami sangat berterima kasih kepada pihak berwenang China untuk sinyal niat mereka untuk berinvestasi dalam surat berharga IMF, karean hal itu membantu para anggota IMF yang terkena dampak krisis ekonomi dan keuangan global," kata Strauss-Kahn dalam sebuah pernyataannya.

"Dengan pengumuman ini, pihak berwenang di China telah mengindikasikan dukungan yang kuat bagi ekonomi internasional dan sistem keuangan," kata dia dalam sebuah pernyataan menyambut langkah China.

Strauss-Kahn mengatakan, keputusan Beijing akan bermanfaat bagi semua pihak.

"Di satu sisi, investasi anggota IMF di sekuritas Dana akan meningkatkan kemampuan IMF untuk membantu negara-negara anggota -- khususnya negara-negara berkembang dan pasar baru berkembang -- menanggulangi krisis sehingga menguntungkan semua anggota melalui fasilitas sebuah pemulihan awal ekonomi global.

"Pada saat yang sama, sekuritas baru akan menawarkan para anggota instrumen investasi yang aman dengan tingkat pengembalian wajar."

Strauss-Kahn mengatakan, staf IMF akan memberikan dokumentasi penting kepada dewan eksekutif IMF untuk membolehkan penerbitan surat berharga sedini mungkin.

Sebanyak 185 negara anggota IMF sedang berjuang untuk menyediakan pembiayaan bagi negara-negara dalam masalah di tengah krisis ekonomi dan keuangan global.

Pihaknya telah bekerja untuk menerbitkan obligasi yang pertama, dan ekonomi berkembang utama seperti Brasil, Rusia, India dan China -yang secara kolektif dikenal sebagai negara-negara BRIC - dianggap sebagai para pembeli potensial.

Cadangan devisa China adalah yang terbesar di dunia dan saat ini mencapai 1,9 triliun dolar AS.

IMF mengatakan, Rusia baru-baru ini berniat untuk membeli hingga 10 miliar dolar AS dalam obligasi lembaga multilateral. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009