Jakarta, (ANTARA News) - Kamar dagang dan industri Indonesia (Kadin) menilai kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih tinggi.

Kadin mencatat rata-rata NPL pada enam bank pemberi kredit UMKM, angkanya berkisar empat hingga lima persen, kata Wakil Ketua Umum Kadin,Bidang UMKM dan Koperasi, Sandiaga Uno, di Jakarta Kamis.

NPL untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara nasional hingga posisi April 2009, cukup mengkhawatirkan yakni mencapai lima persen pada perbankan yang memberikan kredit kepada UMKM.

Namun demikian ada juga bank yang sanggup menekan angka NPL tidak sampai tiga persen dengan menjalankan program usaha besar membantu usaha kecil dalam perkreditan UMKM.

"Seperti Bank Mandiri NPL KUR nasionalnya hanya 0,46 persen dan BNI (2,50 persen)", kata Sandiaga.

Sementara itu tingginya NPL seperti pada BRI selain karena cukup besarnya bank itu mengucurkan KUR untuk UMKM juga total anggarannya turun dari Rp9 triliun menjadi Rp6 triliun.

Kemudian tingginya NPL pada bank-bank pemberi KUR tersebut juga salah satunya dipengaruhi oleh tingginya suku bunga itu sendiri serta pengaruh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009