Banjarmasin (ANTARA News) - Pemutaran perdana film "Ketika Cinta Bertasbih" di bioskop-bioskop di Banjarmasin, Kalsel, ramai "diserbu" penonton.

Ranie, seorang remaja yang mengaku penasaran dengan KCB datang ke bioskop di Duta Mall sekitar pukul 10.00 Wita. Ia terkejut karena ternyata sudah banyak orang yang mengantre beli karcis.

Ketika Ranie datang, sudah ada sekitar lima ratusan orang mengantre, meski film itu menurut jadwal diputar pukul 12.15 WITA.

Ranie yang juga ingin membelikan tiket masuk untuk ibunya terpaksa tidak kebagian tiket. Tiket film itu dijual seharga Rp25.000 per satu tempat duduk.

"Saya gagal membelikan tiket masuk untuk ibu untuk jam tayang siang, kecuali untuk pemutaran sore jam 14.15 dan 21.15 Wita", katanya.

Menurut Ranie yang datang bersama teman-temanya itu kebetulan dia sudah memasuki masa libur sekolah setelah selesai mengikuti ujian disekolahnya, jadi mengisi waktu libur dengan menonton film KCB.

"Para penonton Film Ketika Cinta Bertasbih diharap bersabar, karena untuk jam tayang perdana pukul 12.15 sudah habis", kata suara petugas melalui mikropon.

Namun sebagia besar para pengunjung Duta Mall yang tak kebagain karcis itu enggan beranjak, bahkan ada yang nekat ingin menunggu santai di tempat yang memang banyak disediakan berbagai barang jualan itu.

Seperti diketahui pada hari ini (11/6) pemutaran perdana Film KCB serentak di seluruh Indonesia tak terkecuali di Banjarmasin yang hanya cuma ada di bioskop studio 21, yaitu studio 1, studio 2, 3 dan 4.

KCB selain di iklankan di berapa televisi swasta beberapa hari sebelumnya juga bertepatan dengan musim liburan anak sekolah sehingga penonton remaja dan orang dewasa ingin menikmati kisah kehidupan mahasiswa di negeri Fir`aun, Mesir itu.

Kisah haru biru KCB yang berjendre cinta remaja Islam itu memang diharapkan dapat mengobati kerinduan masyarakat terhadap film bermutu, itu lebih baik daripada suka sama dengan film impor.

Diharapkan dengan putaran perdana film ini kahausan masyarakat akan hiburan dapat terobati, terutama film bioskop buatan anak negeri sendiri, kata salah satu warga, ketika diminta pendapatnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009