Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari CIDES, Umar Juoro, mengungkapkan bahwa konsep ekonomi yang ditawarkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono (SBY-Boediono) dan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win) tidak jauh berbeda.

"Mungkin karena mereka (SBY dan JK) sebelumnya sama-sama memimpin bangsa ini, sehingga konsep yang ditawarkan hampir sama," kata Umar Juoro, seusai acara Uji Publik Tim Sukses Capres di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, perbedaannya hanya ada penekanan arah kebijakannya, yakni SBY-Bodiono akan melanjutkan yang ada dan JK-Win akan melakukan modifikasi yang ada.

"Tetapi saya lihat tidak akan banyak berubah dari ada yang sekarang," katanya.

Untuk pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Mega-Pro), lanjutnya, masih berupa konsep-konsep.

Umar Juoro mencontohkan tentang penghapusan utang luar negeri. "Pendapatan negara kita hanya itu-itu saja, yakni dari pendapatan pajak dan kurangnya diambil dari pinjaman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

Dia mempertanyakan, apakah pasangan Mega-Pro ini akan menaikkan pajak secara progresif atau bagaimana. "Kalau untuk pasangan SBY-Boediono jelas akan mengurangi utang secara bertahap dan JK-Win saya pikir juga hampir sama," katanya.

Umar Juoro juga meragukan konsep ekonomi kerakyatan yang ditawarkan itu bisa berhasil untuk diterapkan dalam perekonomian Indonesia saat ini.

"Perubahan besar tentang konsep ekonomi itu memang kita harapkan, tetapi apakah perubahan itu akan disetujui oleh DPR yang saat ini pemimpinnya dari Partai Demokrat," kata Umar Juoro.

Dia berharap pasangan Mega-Pro ini bisa memberikan gambaran riil terhadap konsep ekonomi yang ditawarkan, sehingga masyarakat Indonesia bisa menilai secara jelas dan bisa memilih pasangan capres yang akan dipilihnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009