Truk trailer adalah angkutan yang kami gunakan untuk membawa suplai logistik termasuk kebutuhan medis untuk karyawan
Timika (ANTARA) - Manajemen PT Freeport Indonesia mengharapkan distribusi logistik maupun kebutuhan medis untuk ribuan karyawan yang berada di Tembagapura, Papua, tidak mengalami hambatan.

Juru Bicara PTFI Riza Pratama yang dihubungi Antara dari Timika, Kamis, mengatakan pengangkutan semua logistik dan barang-barang kebutuhan lainnya, termasuk medis dari kawasan dataran rendah yaitu mulai dari Pelabuhan Amamapare ke Kuala Kencana dan selanjutnya ke Tembagapura dilakukan menggunakan truk trailer.

"Truk trailer adalah angkutan yang kami gunakan untuk membawa suplai logistik termasuk kebutuhan medis untuk karyawan. Kami berharap tidak ada hambatan soal itu," kata Riza.

Riza yang juga menjabat Vice President Corporate Communications PTFI mengatakan perusahaan telah menerapkan pembatasan perjalanan atau travel restriction kepada semua karyawan maupun kontraktor untuk memitigasi penyebaran COVID-19 di area perusahaan.

"Karena kesehatan dan keselamatan karyawan, keluarga dan komunitas sekitar adalah prioritas utama PTFI," katanya.

Saat ini RS Tembagapura merawat dan mengisolasi sembilan orang pasien positif COVID-19. Beberapa pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) juga menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit yang dikelola oleh AEA tersebut.

Sebelumnya EVP Bidang Hubungan Pemerintah PTFI Jony Lingga mengatakan persediaan logistik berupa bahan pangan untuk kebutuhan 25 ribu karyawan dan keluarga mereka di Tembagapura kini semakin menipis lantaran terbatasnya kendaraan truk trailer yang beroperasi.

"Selama masa pandemi COVID-19 ini jumlah truk trailer yang beroperasi paling sekitar 60 unit, tidak seperti saat situasi normal, sebab sopir truk yang ada di Tembagapura tidak boleh turun ke dataran rendah. Yang kami utamakan yaitu pengangkutan bahan makanan, sayur-mayur untuk kebutuhan karyawan," kata Jony.

Para sopir truk trailer yang masih beroperasi itu setiap hari mengangkut logistik dari Pelabuhan Amamapare untuk dibawa ke Kuala Kencana. Selanjutnya di Kuala Kencana barang tersebut dipindahkan lagi ke mobil yang lain untuk dibawa menuju Tembagapura.

Setelah peti kemas berisi logistik diturunkan di Tembagapura, truk trailer yang sama mengangkut peti kemas yang kosong untuk dibawa kembali ke Pelabuhan Amamapare.

Jony mengatakan telah berkoordinasi dengan Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan Wakil Bupati Johannes Rettob agar para sopir truk trailer tetap diizinkan bekerja dan beroperasi sekalipun nantinya Mimika diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Sekarang ini tidak ada cara lain, tidak mungkin juga barang-barang itu diangkut dengan helikopter karena kapasitasnya terbatas. Belum lagi kita dihadapkan pada persoalan keamanan yaitu gangguan penembakan yang sering terjadi di sepanjang ruas jalan dari Timika ke Tembagapura," tutur Jony.

Jony memastikan operasional tambang Freeport tetap berjalan seperti biasanya meskipun nantinya diberlakukan PSBB di Mimika.

PT Freeport juga meningkatkan pengamanan pada sejumlah obyek vital dan strategis seperti pembangkit listrik yang berpusat di kawasan Pelabuhan Amamapare dengan jaringan instalasi yang sangat panjang menuju Kuala Kencana, Tembagapura hingga lokasi pertambangan di Grasberg dan tambang bawah tanah serta pabrik pengolahan biji di Mile 74.

"Kalau yang di bawah tidak beroperasi maka sudah pasti berdampak sampai di atas. Secara teknikal proses pemeliharaan tambang terutama tambang bawah tanah juga harus tetap berjalan, kalau tidak bisa terjadi insiden," jelas Jony.

Baca juga: Suplai logistik Freeport terhambat selama wabah COVID-19
Baca juga: Jubir Freeport: Airfast tak angkut penumpang dukung penanganan corona
Baca juga: Freeport tingkatkan pengamanan Kuala Kencana setelah penembakan


 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020