Hebron, Tepi Barat (ANTARA News/AFP) - Kelompok garis keras Hamas menyatakan, Senin, salah satu anggotanya tewas di dalam sebuah penjara Otoritas Palestina (PA) setelah disiksa secara brutal.

Haitham Abdallah Amr (28) tewas di penjara PA di kota Hebron, Tepi Barat bagian selatan "setelah mengalami penyiksaan keji", kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Amr ditahan oleh badan keamanan Palestina pada 10 Juni, kata gerakan itu tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Adnan al-Damiri, jurubicara badan keamanan, mengkonfirmasi kematian itu.

"Ia ditahan di sebuah ruangan di lantai tiga, namun mayatnya ditemukan di halaman bangunan itu," kata Damiri kepada AFP. "Mayatnya telah dikirim kepada petugas medis untuk diotopsi untuk menentukan penyebab kematiannya."

Pusat Hak Asasi Manusia Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mayat pria itu menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan mendesak pihak berwenang Palestina menyelidiki "kondisi kejahatan ini dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan".

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan dari Jalur Gaza, Amr berada dalam keadaan sangat sehat sebelum ia tewas. Gerakan Islamis itu mengatakan, Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Salam Fayyad "memikul tanggung jawab penuh atas kejahatan ini".

Ketegangan antara Hamas dan Fatah meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini setelah dua operasi penangkapan terhadap anggota Hamas di Tepi Barat berlangsung dalam kekacauan yang menewaskan empat anggota Hamas, empat polisi Palestina dan seorang warga sipil.

Sejak pengambilalihan Gaza oleh Hamas, kedua pihak saling melontarkan tuduhan mengenai penangkapan yang bermotif politis, penyiksaan tahanan dan penutupan lembaga politik.

Kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia Palestina mengecam kedua pihak tersebut.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut diblokade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas yang didukung Barat.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009