Kendari (ANTARA) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) regional Sulawesi Tenggara mengharapkan aparat kepolisian ikut mengawasi produksi agar gabah tidak keluar daerah.

Kepala Divisi Regional Bulog Sultra Ermin Tora di Kendari, Minggu, mengatakan saat ini di sejumlah sentra produksi sedang berlangsung panen padi sawah.

"Kita berharap produksi padi petani menjadi kekuatan pangan di daerah. Ketersediaan kebutuhan beras untuk warga masyarakat setempat," kata Ermin.

Bulog sebagai perusahaan negara yang bertugas menjaga stabilitas harga dituntut memastikan tiga hal, yakni ketersediaan pangan khususnya beras, distribusi yang maksimal dan keterjangkauan harga untuk masyarakat.

"Di tingkat petani mulai panen tetapi kita harapkan hasil panen tidak menguap ke luar daerah, sehingga menjamin ketersediaan stok. Disini kita mengharapkan peran aparat kepolisian, TNI dan pemerintah daerah," kata Kadivre Sultra Ermin Tora.
Kadivre Bulog Sultra Ermin Tora meninjau industri penggilingan padi milik salah satu mitra. (Foto: ANTARA/sarjono)


Bulog mengapresiasi langkah-langkah para kepala daerah, seperti Kolaka Timur yang sudah mengingatkan petani agar tidak menjual gabah ke pengusaha atau pembeli gabah luar daerah.

Tahun 2020, Bulog Sultra menargetkan pengadaan beras petani sebanyak 20 ribu ton atau meningkat dibandingkan tahun 2019 sebanyak 18 ribu ton.

"Peningkatan target serapan adalah kebijakan Bulog Pusat dengan berbagai kajian atau analisis kinerja beberapa tahun sebelumnya," katanya.

Bulog Sultra optimistis target pengadaan 20 ribu ton tahun 2020 dapat dicapai karena areal produksi sawah organik digarap maksimal pada musim tanam yang sudah memulai panen.

Pemerintah melalui Bulog menaikkan harga pembelian beras tahun 2020 senilai Rp8.300/kilogram atau mengalami kenaikkan dari tahun sebelumnya 2019 senilai Rp8.030/kilogram.

Pewarta: Sarjono
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020