Bengkulu, 20/6 (ANTARA) - Neo liberal (Neolib) tidak mesti ditakuti tetapi diposisikan sebagai tantangan yang dijadikan peluang untuk meraih sukses.

Hal itu dikatakan anggota tim sukses SBY - Boediono, Prof DR Subur Budi Santoso yang juga ketua DPP Indonesia Bisa, Sabtu.

"Neolib merupakan salah satu dari dua tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini. Tetapi Indonesia tidak bisa lari dari padanya," kata Subur.

Dia menjelaskan, dulu dunia erdiri dari tiga blok; blok Barat, blok Timur dan Nonblok. Pasca perang dingin dan timbulnya globalisasi sekarang dunia tanpa blok, maka muncullah perdagangan bebas atau neolib.

"Neolib bukan untuk ditakuti karena neolib bukan setan," katanya.

Dia menjelaskan, di jaman orde baru bangsa Indonesia ditakut-takuti dengan `anom setan desa` dan kini kembali ditakut-takuti dengan neolib.

"Neolib merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama, karena memang neolib tidak mungkin dibendung oleh dunia, termasuk Indonesia," katanya.

Menyadari hal itu maka Subur berpendapat, neolib harus disikapi secara dewasa dengan memanfaatkannya menjadi peluang bagi kemajuan perekonomian bangsa Indonesia.

Keberhasilan yang dapat diraih oleh pihak swasta dan BUMN disiasati untuk mrndorong tumbuhnya usaha kecil, menengah (UKM) dan koperasi melalui simbol kemitraan seperti yang telah dicontohkan oleh BUMN.

"Dengan demikian, tantangan pasar bebas dapat kita lalui sekaligus menjadi peluang untuk membina UKM dan koperasi lewat kemitraan tadi," katanya.

Dia sangat prihatin melihat rakyat ditakut-takuti dengan neolib yang dialamatkan kepada pasangan capres SBY-Boediono.

"Padahal program ekonomi kerakyatan dengan mengabaikan perusahaan besar, katanya, bukanlah solusi terbaik, malah jadi bumerang akan memunculkan persoalan baru diantaranya dapat membuat investasi lari dari Indonesia," kata Subur.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009