Makassar (ANTARA News) - Pentas seni teatrikal yang berjudul "balle-balle jadi capres" (dalam bahasa Makassar, pura-pura jadi capres), dipentaskan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Seni Serambi UVRI Makassar, di Auditorium Aljibra Unismuh Makassar, Minggu.

"Pilih saya dan kalian akan lebih sengsara, saya akan naikkan BBM," kata dua orang capres yang bersamaan berorasi memperebutkan massa, dalam penutupan Pentas Karya Mahasiswa Makassar, yang sudah berlangsung seminggu.

Pementasan tersebut menggambarkan, media massa telah dijadikan alat politik oleh capres untuk mementaskan lakon kebohongan yang tak putus-putusnya.

Dalam teks karya yang disutradarai Irwan AR ini, menyebutkan jika yang disampaikan para capres hanyalah sandiwara, dan elitlah yang akan diuntungkan dari semua pesta demokrasi, sementara rakyat tetap akan menjadi objek penderita.

"Bahkan kebohongan tidak lagi kentara, sebab dibungkus dengan manis lewat politik pencitraan, seluruh media massa tak lepas dari jangkauan senyum dan retorika para politisi," katanya.

Melalui teatrikal yang dilakoni, Ramli, Fenny, Ullah, Rifkan, Yurdhi, Lia, dan Ulfi, meminta kepada masyarakat agar menyeimbangkan nalar, dan lebih jeli melihat apa maksud dari retorika politik para tim sukses capres yang disampaikan melalui media massa.

"Pentas ini bukan cara untuk membuat sensasi ala selebritis, tetapi sekedar menyeimbangkan nalar kita, dan mengorek lebih dalam apa maksud dari retorika politik yang disampaikan di televisi," jelasnya.

Dalam teks tersebut juga mengajak pada politikus agar tidak tersinggung dengan isi pentas seni tersebut, karena mereka hanyalah memainkan "balle-balle jadi capres". (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009