Gaza, (ANTARA News) - Jumlah orang Palestina yang tewas dalam ofensif Israel di Jalur Gaza melampaui 1.000, Rabu, termasuk ratusan warga sipil, kata beberapa pejabat di Kementerian Kesehatan Palestina yang dipimpin Hamas.

Angka terakhir itu, juga angka-angka sebelumnya, sulit untuk dikonfirmasi karena keadaan yang kacau akibat perang di wilayah pesisir tersebut.

Pejabat-pejabat Israel tidak memberikan angka korban pasti Palestina namun mengatakan, pasukan negara Yahudi itu telah membunuh ratusan gerilyawan.

Sedikit-dikitnya 10 orang, termasuk sedikitnya empat pejuang Palestina, tewas, Rabu, kata petugas medis. Beberapa mayat juga ditemukan dari serangan-serangan sebelumnya.

Dengan kematian-kematian terakhir itu, jumlah korban tewas menjadi 1.010, kata Muawiyah Hassanein, kepala pelayanan ambulan di kementerian kesehatan itu.

Pusat Hak Asasi Manusia Palestina yang berkantor di Gaza mengatakan, mereka telah menerima laporan-laporan yang menunjukkan bahwa 673 warga sipil tewas sejak Israel melancarkan serangan udara pada 27 Desember.

Angka itu mencakup 225 anak dan 69 wanita. Sebelumnya pekan ini, kementerian kesehatan mengatakan bahwa sekitar 400 wanita dan anak termasuk diantara mereka yang tewas.

Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 1,5 juta orang berusia di bawah 18 tahun.

Pada hari-hari pertama perang, ratusan anggota Hamas tewas dalam serangan udara negara Yahudi itu. Israel menganggap mereka semua sebagai militan, namun beberapa pihak berpendapat bahwa banyak dari mereka adalah polisi yang menjalankan tugas-tugas utama sipil.

Israel menyatakan, mereka telah kehilangan sembilan prajurit dalam ofensif darat yag dimulai pada 3 Januari, tiga diantaranya akibat tembakan tak disengaja dari pasukan mereka sendiri, sementara satu prajurit lagi dan tiga warga sipil Israel tewas dalam serangan roket Hamas ke wilayah Israel selatan pada pekan pertama perang.

Israel berdalih melakukan ofensif itu untuk menghentikan serangan-serangan roket Palestina yang telah menewaskan 18 orang antara 2001 dan awal gempuran udara itu. Mereka juga menyatakan berusaha menghindari korban-korban sipil.

PBB memelopori seruan-seruan bagi gencatan senjata segera.

Kekerasan di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran sejak 27 Desember dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Setelah pemboman udara beberapa hari, pasukan dan tank-tank Israel melakukan ofensif darat dengan bergerak ke pusat-pusat penduduk utama, termasuk Kota Gaza.

Kelompok HAMAS menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin yang berpenduduk 1,5 juta orang itu dibloklade oleh Israel.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009