Jakarta (ANTARA News) - PT Semen Gresik Tbk tetap berkomitmen menjalankan rencananya membangun pabrik semen di Pati, Jawa Tengah.

"Pembangunan pabrik tetap akan dilanjutkan karena masih ada masalah dengan pembebasan tanah dan mengejar target penyelesaian," kata Direktur Utama PT Semen Gresik, Dwi Soetjipto, usai penandatanganan perjanjian kredit antara Semen Tonasa dan Bank Mandiri di Jakarta, Senin.

Menurut Dwi, pertanggungjawaban ke pemegang saham perseroan harus menyelesaikan pembangunan pabrik pada 2011 (Semen Tonasa) dan 2013 (pabrik semen di Pulau Jawa).

Perusahaan BUMN ini semula berencana membangun pabrik semen baru berkapasitas 2,5 juta ton per tahun di Pati, namun akibat berbagai kendala, seperti pembebasan lahan dan lain sebagainya, rencana tersebut tidak bisa direalisasi.

"Sampai saat ini belum ada yang bisa dibebaskan di sekitar wilayah Pati," jelasnya.

Rencana pembangunan pabrik tersebut sudah menjadi program perseroan dan pihaknya terus mencari upaya untuk jalan penyelesaiannya, kata Dwi.

"Jika masalahnya selesai akan kami kaji ulang lagi dan rencana pembiayaannya," kata Dwi.

Untuk saat ini perseroan baru menyiapkan dana pembangunan pabrik di Tuban dengan investasi diperkirakan Rp3,5 triliun yang berasal dari kas internal.

"Untuk saat ini kami akan maksimalkan dana kas internal, walaupun masih punya fasiltas pinjaman dari Mandiri Rp2,9 triliun. Itu bisa kita gunakan untuk investasi lainnya nanti, tapi sekarang belum ditentukan," imbuhnya.

Menanggapi rencana ini, Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardoyo, dalam kesempatan yang sama, menegaskan bahwa pihaknya siap untuk membiayai pembangunan pabrik di Jawa.

"Mumpung saat ini bertemu, kami melamar untuk membiayai pembangunan pabrik di Jawa," kata Agus Martowardoyo.

Agus mengakui bahwa dana internal Semen Gresik cukup untuk pembangunan pabrik namun pihaknya berharap untuk mempergunakan fasilatas perbankan. "Semen Gresik jangan memakai ekuitas, tetapi sedikit menggunakan fasiltas perbankan," harapnya.

(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009