Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sedang merancang konsep pembiayaan bagi industri Telekomunikasi, Informatika, dan Komunikasi (TIK) yang selama ini dinilai belum memenuhi kualifikasi perbankan untuk mendapat pinjaman.

"Kami sedang membahas konsep modal ventura sebagai bentuk lembaga pembiayaan bagi proyek-proyek TIK," kata Komisi Tetap Kadin Indonesia, Benny Ranti, di Jakarta Senin.

Menurut dia, selama ini, para pelaku TIK sekaligus industri yang digelutinya dinilai tidak bankable atau belum memenuhi syarat lembaga keuangan formal untuk mendapatkan pinjaman.

Hal itu karena produk TIK belum memenuhi azas pruden (kehati-hatian) bagi perbankan akibat dinilai belum terpercaya atau belum menjanjikan.

"Di Indonesia, tidak ada lembaga keuangan formal seperti bank yang mau membiayai proyek-proyek TIK," katanya.

Oleh karena itu, Benny berpendapat, membentuk sebuah konsep pembiayaan khusus bagi pelaku TIK merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi persoalan itu.

Pihaknya memilih pengembangan konsep lembaga modal ventura agar lebih mudah menjangkau pelaku TIK dengan persyaratan administrasi yang tidak berbelit-belit.

"Kami berinisiatif mengembangkan lembaga pembiayaan dengan konsep dan mekanisme yang berbeda dengan perbankan dan yang jelas mempermudah pelaku TIK mengakses perkuatan modal," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009