Damaskus (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem Senin mengkritik protes jalanan yang telah mengguncang Teheran terhadap pemilihan presiden yang diperselisihkan, dan mengatakan rezim Iran tidak akan jatuh.

"Rakyat Iran telah menggunakan hak mereka untuk memilih," ia mengatakan mengenai pemilihan 12 Juni di Iran yang mengembalikan kekuasaan Presiden Mahmoud Ahmadinejad menurut hasil pemilihan resmi yang mengatakan ia menang dengan kelebihan suara yang sangat banyak.

Menurut beberapa pejabat Iran, ada selisih 11 juta suara antara perolehan suara Ahmadinejad dan saingan terdekatnya mantan ketua parlemen Mir Hossein Mousavi dalam pilpres itu.

"Melindungi jiwa rakyat Iran tidak dapat disampaikan melalui penghasutan untuk protes," Muallem mengatakan pada konferensi pers yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Belanda Maxime Verhagen.

"Siapa saja yang bertaruh pada jatuhnya rezim Iran akan kalah," kata Muallem.

Teheran telah diguncang oleh demonstrasi setiap hari sejak terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad.

Calon nomer dua pilpres Iran Mir Hossein Mousavi telah memimpin gelombang unjuk rasa besar-besaran pada apa yang ia katakan sebagai pemilihan yang dicurangi, dan bersama dengan dua calon lainnya yang kalah ia minta pemilihan baru.

"Revolusi Islam adalah realitas, berakar mendalam di Iran, dan masyarakat internasional harus hidup dengan itu," Mualem menambahkan.

Iran telah menuduh negara-negara asing -- yakni Inggris dan AS -- telah campurtangan dalam urusannya di tengah teriakan internasional mengenai kerusuhan yang mencengkeram Iran setelah pemilihan yang diperselisihkan 12 Juli,

Muallem juga menyuarakan harapan pada "pembukaan dialog antara Iran dan AS berdasarkan pada saling menghormati dan tidak campurtangan dalam urusan Iran".

Suriah dan Iran adalah sekutu dekat dan terikat oleh beberapa perjanjian ekonomi dan militer, termasuk perjanjian pertahanan bersama.

Menteri Luar Negeri Belanda sementara itu menyampaikan "keprihatinan atas penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap para pengunjuk rasa", dan menambahka: "Suara nyata rakyat Iran harus didengar".(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009