Jakarta,(ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi, naik 60 poin menjadi Rp10.470-Rp10.480 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.530-Rp10.540 karena Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan, BI masuk pasar melepas dolar agar mata uang Indonesia tidak terpuruk terlalu.

"BI tidak menginginkan rupiah berada jauh di atas angka Rp10.500 per dolar," ujarnya.

Menurut dia, apabila rupiah berada di atas level Rp10.500 per dolar, maka peluang untuk terus merosot menjauhi angka tersebut sangat besar.

BI sebenarnya sudah menyadari bahwa tekanan pasar yang makin kuat akan memicu rupiah makin terpuruk ke arah sana, ucapnya.

Dengan masuknya BI ke pasar, lanjut dia, maka posisi rupiah saat ini berada di bawah angka Rp10.500 per dolar dan diharapkan kenaikan itu akan berlanjut hingga menjauhinya.

Rupiah sebenarnya mempunyai peluang untuk menguat dan hanya menunggu waktu kapan realisasi itu bisa terjadi, katanya.

Ia mengatakan, tekanan pasar yang cukup kuat membuat rupiah menembus angka Rp10.500 per dolar, terutama disebabkan kekhawatiran pasar terhadap perbaikan ekonomi global yang sampai saat ini masih belum terlihat.

Tekanan pasar global cenderung makin berat karena sejumlah perusahaan raksasa AS seperti Lehman Brother dan General Motor sudah ambruk, meski Amerika Serikat bertekad akan mengeluarkan paket stimulus triliunan dolar, ucapnya.

Rupiah, menurut dia, pada sore hari berpeluang untuk naik lagi apabila tidak ada isu negatif yang menekannya karena BI masih bertekad untuk berada di pasar menjaga mata uang Indonesia itu.

"Kami memperkirakan rupiah terus menguat hingga mencapai Rp10.450 per dolar, karena intervensi pasar BI masih berlanjut," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009