Chicago (ANTARA) - Emas berjangka turun lagi untuk hari keempat berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah berita bahwa obat eksperimental terhadap COVID-19 menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, jatuh 8,8 dolar AS atau 0,51 persen, menjadi ditutup pada 1.713,4 dolar AS per ounce. Emas berjangka turun 1,6 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.722,2 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Selasa (28/4/2020), setelah sehari sebelumnya jatuh 11,8 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 1.723,8 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas turun lagi akibat tertekan pembukaan kembali ekonomi

Investor secara hati-hati memantau hasil terbaru dari uji coba obat remdesivir yang sedang diuji untuk melihat apakah obat tersebut memiliki kemanjuran terhadap COVID-19. Berita tentang hasil uji coba obat ini tampak menjanjikan sehingga permintaan emas berkurang.

Logam mulia juga di bawah tekanan karena Dow Jones Industrial Average naik 586,11 poin atau 2,43 persen ke level 24.687,66 pada pukul 18.00 GMT.

Departemen Perdagangan AS merilis laporan produk domestik bruto pada Rabu (29/4/2020), menunjukkan ekonomi mengalami kontraksi 4,8 persen, angka yang jauh lebih buruk dari yang diperkirakan. Ini memberi dukungan pada logam mulia, karena investor tetap khawatir atas dampak penurunan ekonomi dan jumlah stimulus yang diperlukan untuk menyelamatkan ekonomi, yang dapat menyebabkan inflasi tak terkendali.

Baca juga: Emas berbalik melonjak 50,5 dolar AS, dipicu harapan dukungan stimulus

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,18 poin atau 0,18 persen ke level 99,68 pada pukul 17.50 GMT, menahan penurunan emas lebih lanjut.

Untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 1,3 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 15,315 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 4,0 dolar AS atau 0,5 persen, menjadi menetap pada 799,6 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020