Jakarta (ANTARA News) - Pemerintahan Barrack Obama mengirimkan protes resmi kepada China, Rabu waktu setempat, terkait rencana instalasi software pemblokir akses web site tertentu pada seluruh komputer yang dijual di China.

Menteri Perdagangan Gary Locke dan utusan perdagangan Ron Kirk mengirimkan surat resmi kepada dua kementerian China dan meminta pembatalan kebijakan proteksi melalui software itu yang rencananya diberlakukan mulai 1 Juli mendatang, demikian berita yang dirilis harian di AS, Kamis.

Pejabat berwenang China mengatakan bahwa software untuk filtering, yang dinamai Green Dam-Youth Escort itu, dimaksudkan untuk memblokir akses pornografi dan informasi tidak sehat lainnya di Internet.

Di lain pihak, keluhan pemerintah AS yang dibingkai sebagai sebuah isu perdagangan, menolak kebijakan itu karena akan membebani produsen komputer dengan instalasi software "peringatan". Hal itu juga akan memperluas pertanyaan mengenai apakah software itu akan semakin menyensor akses Internet di China dan membatasi ekspresi kemerdekaan.

Ed Black, Presiden Asosiasi Industri Komputer dan Komunikasi, salah satu dari beberapa kelompok perdagangan yang menolak rencana China, mengatakan bahwa surat pemerintahan Obama itu merepresentasikan sebuah perubahan signifikan dalam kebijakan AS.

"Isu mengenai kebebasan dan keterbukaan dalam ber-Internet adalah sesuatu yang harus sudah ada dalam agenda internasional utama AS, dan itu belum," kata Black.

China menyiapkan sebuah sistem elaborasi yang memblokir akses terhadap situs-situs yang mendiskusikan topik mengenai Dalai Lama dan Falun Gong, gerakan spritual yang dilarang di negara itu.

Dalam pernyataannya, pejabat resmi AS menolak argumentasi China yang mengatakan software itu sebagai cara mudah untuk memblokir pornografi.

Dengan hanya seminggu sebelum peraturan China itu diberlakukan, belum jelas apakah perusahaan-perusahaan komputer AS akan mematuhinya.

Pamela Bonney, seorang juru bicara perusahaan komputer Hewlett-Packard mengatakan, perusahaan itu tengah mempelajari aturan tersebut dan tengah menjadi penjelasan.

Sementara itu, akses utama search engine Google di Google.com dan layanan lain seperti Gmail telah diblokir sementera di China pada Rabu, meski dibuka kembali beberapa jam kemudian.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009