Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Paguyuban Marhaenis Indonesia, M Pasaribu, menilai Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla lebih mampu mengartikulasikan terjadinya ketidakadilan struktural warisan feodalisme yang menciptakan kemiskinan serta pengangguran.

Ia mengatakan itu di Jakarta, Kamis malam, menanggapi acara Debat Capres Putaran Kedua yang dipandu pengamat ekonomi Aviliani dengan topik "Kemiskinan dan Pengangguran" di Metro TV, Jakbar, Kamis malam.

"Saya melihat dua kandidat itu bisa menunjukkan sejumlah indikasi sekaligus parameter dan langkah-langkah konkret yang tidak sekedar normatif untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran sebagai dua sisi produk ketidakadilan struktural," ungkapnya.

Khusus untuk Megawati Soekarnoputri yang diusung dua partai utama, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, M Pasaribu mengatakan, dia juga bisa memberi bukti-bukti otentik tentang kemiskinan absolut.

"Yakni ada sebagian besar warga negara Indonesia tidak punya tanah dan air (tanah air). Jadi otomatis mereka tidak punya alat produksi," katanya.

Karena itu, menurut dia, jawaban yang paling utama serta mendasar adalah bagaimana menetapkan hak-hak dasar warga negara.

"Itu kan substansi visi yang dinyatakan Megawati Soekarnoputri. Jadi, hak-hak dasar warga negara ini yang harus dijamin oleh negara agar kita, seperti kata Megawati Soekarnoputri, bisa mandiri," kata M Pasaribu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009