Ottawa (ANTARA News) - Lebih dari 18 ribu warga Iran mengunduh (download) suatu perangkat lunak (sofware) yang bisa "mengakali "sensor online".

AFP melaporkan, haus kebebasan "online" di Iran, China, Myanmar maupun berbagai tempat di dunia telah mendorong berbagai teknologi untuk mengakali sensor berita dan situs-situs jaringan sosial Internet.

"Ini adalah jawaban atas kebutuhan untuk bisa mengakses informasi yang disangkal," kata pembuat perangkat lunak tersebut, Rafal Rohozinski.

Warga Iran yang marah karena Pilpres dimenangi kembali oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad, menggunakan Facebook, Flickr dan Twitter untuk berkomunikasi dan berkumpul.

Mereka juga mem-posting video kekerasan pasca pemilu maupun demonstrasi ke situs video seperti YouTube.

Di sisi lain, pemerintah Teheran makin banyak memblokir akses ke jaringan sosial maupun berita Internet.

Perusahaan asal Kanada, Psiphon, membuar ribuan lubang kecil pada firewall komputer dan membuka pathways baru yang bisa mengakses konten yang diblokir.

Misalnya seorang pengguna ingin melihat situs web BBC yang sedang diblokir, maka Psiphon membuat mereka terhubung dengan suatu proxy yang bisa melihat isi konten. Jika sensor menutup akses tersebut, maka jendela akses baru akan terbuka, demikian seterusnya.

"Ini perangkat lunak hak asasi manusia (HAM) ," kata Rohozinski. Dia belum lama ini juga membantu pengungkapan jaringan mata-mata di dunia maya yang kebanyakan berpusat di China. Jaringan mata-mata itu menembus berbagai komputer pemerintah maupun pribadi di seluruh dunia.

Jaringan y ang disebut GhostNet ini menginfeksi 1.295 komputer di 103 negara dan menyerap sistem berisi informasi penting tentang politik, ekonomi dan kantor-kantor media, kata para peneliti di Toronto's Citizen Lab dalam pada Maret tahun ini.

Ide untuk Psiphon muncul dari sebuah proyek yang diluncurkan oleh universitas di Toronto, Cambridge, Harvard dan Oxford untuk melacak penyensoran Internet.

"Kami menemukan kurva yang kian tinggi di negara-negara yang ingin mengontrol konten Internet," kata Rohozinski menjelaskan.

"Negara-negara yang menggunakan cara kekuasaan makin memperhatikan Internet sebagai alat komunikasi dan cara untuk membangun oposisi, dan karena itu mereka berusaha mengontrolnya," katanya.

"Kecenderungan tersebut merisaukan dan kami mulai mencari jalan untuk menangkis upaya-upaya mereka itu."

Dia mengatakan, kontrol Iran tidak seketat China tetapi Teheran jelas-jelas meningkatkan sensor online-nya.

Rohozinski membantah punya kaitan dengan pemerintah, tetapi klien pertamanya antara lain adalah BBC dan US Broadcasting Board of Governors yang penanggungjawab Voice of America.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009