Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Brigade Elang, salah satu organisasi massa pendukung pasangan SBY-Boediono, Nur Seto Santoso, menegaskan, pernyataan Presiden Yudhoyono agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap berhati-hati dengan kewenangan yang luar biasa adalah hal yang wajar.

Sebagai presiden, ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, kemarin, justru SBY menginginkan setiap lembaga negara dapat menjalankan fungsinya dengan benar serta tidak sewenang-wenang.

Seto juga menepis anggapan bahwa pernyataan SBY itu sebagai bentuk ketidaksukaan terhadap kewenangan KPK sebagaimana yang disampaikan kubu capres lain .

Menurut Seto, selama ini KPK adalah mitra kerja Presiden dalam pemberantasan korupsi. Sebagai presiden sekaligus calon presiden yang mengusung slogan pemerintahan yang bersih untuk rakyat, lanjut Seto, SBY tetap mendukung upaya KPK dalam pemberantasan korupsi.

Dikatakannya pula bahwa selama menjabat presiden, SBY sudah teruji dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi dan hal tersebut terlihat dari banyaknya pejabat negara yang berurusan dan kemudian menjalani proses hukum di KPK. Tidak terkecuali besannya sendiri, Aulia Pohan.

Jadi, lanjutnya, tudingan bahwa SBY ingin menyerang KPK sama sekali tidak terbukti.

"SBY adalah satu-satunya capres yang sudah terbukti berani memerangi korupsi," kata Seto.

Sebelumnya, saat bertemu dengan pimpinan Harian Kompas (24/6), SBY menilai kedudukan KPK menjadi seperti superbody. Dalam pertemuan itu, SBY menyatakan, "Terkait KPK, saya wanti-wanti benar `power must not go unchecked`. KPK ini sudah `powerholder` yang luar biasa. Pertanggungjawabannya hanya kepada Allah. Hati-hati".

Pernyataan SBY itu kemudian menuai tanggapan dari tim sukses JK-Wiranto, Yudi Chrisnandi yang menyatakan bahwa pernyataan SBY itu bisa menimbulkan pertanyaan masyarakat akan komitmennya dalam memberantas korupsi.(*) 

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009