Yogyakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto berpendapat bahwa polling yang dilakukan lembaga survei hanyalah alat untuk mempengaruhi persepsi masyarakat.

"Jika ingin menanggapi hasil polling maka yang terlebih dulu perlu dilihat adalah siapa yang berada di belakangnya atau kontraknya seperti apa," kata Prabowo saat mengadakan kunjungan ke salah satu media cetak di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, polling lebih digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pasangan capres dan cawapres yang akan berkompetisi dalam pemilihan 8 Juli 2009.

"Masih banyak masyarakat Indonesia yang berpikiran sederhana dan mudah sekali dipengaruhi oleh hasil polling, dan mereka mengikuti hasil polling itu sebagai dasar untuk memilih salah satu pasangan capres dan cawapres yang dianggap paling populer," katanya.

Ia tidak menampik apabila masih ada lembaga survei yang melakukan polling secara objektif dan independen sehingga hasilnya pun lebih mencerminkan kondisi yang sebenarnya di masyarakat.

"Dari hasil polling lembaga yang objektif dan independen itu, popularitas dan elektabilitas Megawati-Prabowo terus naik. Bagaimana tidak naik, karena yang kami perjuangkan adalah kepentingan rakyat," katanya.

Prabowo menegaskan keyakinannya, bahwa di dalam hati kecilnya masyarakat Indonesia merasa tidak yakin dengan masa depan Indonesia apabila tidak ada perubahan yang berarti.

"Pihak yang menguasai ekonomi hanya itu-itu saja, dari zaman dulu sampai sekarang tidak berubah. Di Indonesia, orang yang memiliki uang akan dihormati," katanya.

Ia kembali menegaskan ekonomi kerakyatan seperti yang diamanatkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 adalah sistem ekonomi yang harus diterapkan di Indonesia.

"Banyak orang yang masih menggunakan pasal 33 UUD 1945 sebagai lip service saja tetapi tidak menghayati dan mengamalkannya," katanya.

Prabowo menyatakan, pilihan yang dihadapi masyarakat Indonesia pada 8 Juli mendatang sebenarny sederhana, yaitu perubahan atau tetap melanjutkan kondisi Indonesia seperti sekarang.

"Saya tidak akan merasa kalah karena saya adalah pejuang dan telah menandatangani kontrak rela mati demi Indonesia saat saya berusia 18 tahun," katanya.

Ia menyatakan, keterlibatannya dalam dunia politik yang kemudian membawanya sebagai calon wakil presiden adalah bukan untuk mencari pekerjaan.

"Saya ingin mengubah kondisi Indonesia, jika saya hanya di pinggir, maka yang bisa saya lakukan hanyalah mengomel saja, tetapi lain halnya jika saya berada di politik," katanya.

Prabowo menyatakan akan tetap berjuang untuk rakyat sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009