Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan akan menyampaikan peringatan kepada awak pesawat dan kapal yang melalui negara-negara terdampak penyakit influenza A (H1N1) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit influenza baru yang sudah menjadi pandemi global tersebut.

"Kita akan sampaikan notice to airman, peringatan kepada awak pesawat, dan maklumat pelayaran kepada awak kapal untuk mewaspadai penyakit ini dengan meminta semua penumpang mengisi kartu kewaspadaan kesehatan," kata Menteri Perhubungan Jusman Sjafii Djamal usai mengikuti rapat koordinasi tingkat menteri tentang penanggulangan flu A (H1N1) di kantor Kementrian Kesejahteraan Rakyat Jakarta, Senin.

Awak pesawat dan kapal dari negara terdampak flu A (H1N1), kata dia, juga harus meminta semua penumpang untuk mengikuti prosedur pengendalian influenza yang ditetapkan pemerintah termasuk diantaranya melewati pemindai suhu tubuh di bandara dan mengenakan masker selama minimal tiga hari sejak kedatangan.

Pemerintah sendiri, kata dia, akan memperketat pemantauan pendatang dari luar negeri melalui bandara dan pelabuhan laur internasional.

Penumpang yang dicurigai terinfeksi flu A (H1N1) akan langsung dibawa ke ruang isolasi di Kantor Kesehatan Pelabuhan dan diperiksa untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit rujukan penanganan penyakit influenza A.

"Selain itu, penumpang yang duduk tiga baris di depan hingga tiga baris di belakangnya selama berada di pesawat juga akan diperiksa," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Aditama.

Ia menjelaskan, upaya-upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit influenza baru yang menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah dilaporkan menjangkiti penduduk sekitar 59.814 warga dan mengakibatkan kematian 263 orang diantaranya di 113 negara di dunia itu.

Di dalam negeri sendiri, sudah dilaporkan adanya delapan kasus influenza A (H1N1) baru namun semuanya kasus impor atau menjangkiti orang yang berasal atau pulang dari luar negeri.

"Ada delapan pasien, empat warga negara asing dan empat warga negara Indonesia yang sebelumnya melakukan perjalanan ke negara terdampak," kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.  (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009