Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News/AFP) - Pemerintah otonomi Palestina yang didukung Barat Senin mengumumkan mereka akan membebaskan 100 tawanan untuk mendukung pembicaraan persatuan yang diperantarai Mesir dengan gerakan Islam Hamas.

"Berdasarkan pada instruksi Presiden Mahmud Abbas, pemimpin pasukan keamanan Palestina, kementerian dalam negeri akan membebaskan 100 tahanan keamanan," jurubicara pasukan keamanan Adnan al-Damiri mengatakan kepada wartawan.

Ia menolak untuk mengatakan apakah para tawanan itu, yang akan dibebaskan Senin dan Selasa, adalah anggota gerakan Hamas.

"Kami tidak mengatakan bahwa kami memiliki tahanan Hamas. Kami memiliki tahanan dengan tuduhan terkait keamanan."

Bagaimanapun, para pejabat keamanan yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan tahanan-tahanan itu adalah anggota kelompok Islamis tersebut.

Pasukan keamanan yang setia pada Abbas dan didominasi oleh kelompok Fatahnya yang sekuler terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel sejak Juni 2007, ketika Hamas merebut kekuasaan di Jalur Gaza dalam satu pekan pertempuran jalanan berdarah.

Sejak itu kedua gerakan penting Palestina itu menuduh pihak lainnya telah menangkap sejumlah saingan dan menganiaya tawanan di wilayah yang mereka kuasai.

Masing-masing pihak bersikeras bahwa semua penangkapan murni berkaitan dengan keamanan, sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia independen telah mengecam pasukan di Tepi Barat dan Gaza.

Perselisihan mengenai para tahanan telah menjadi rintangan utama dalam upaya Mesir beberapa bulan belakangan ini untuk merundingkan pemerintah persatuan yang akan meratakan jalan bagi pemilihan baru dan perbaikan pasukan keamanan Palestina.

Hamas mengatakan pada Ahad pihaknya telah membebaskan 20 anggota Fatah yang ditahan, tapi Fatah menuduh bahwa sejak itu pasukan keamanan yang diperintah-Hamas telah menangkap lebih dari 90 anggotanya. Hamas menolak tuduhan itu.

Para penengah Mesir mengharapkan untuk mengumpulkan kedua kelompok itu guna menandatangani perjajian persatuan nasional pada 7 Juli.

Hamas, yang telah berjanji untuk kehancuran Israel dan didaftar hitam sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa, memperoleh kemenangan dengan suara sangat banyak dalam pemilihan parlemen Palestina 2006.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009