Semarang (ANTARA News) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak agar Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh Puji kembali ditahan di penjara dalam kasus pernikahan siri dan ekploitasi anak.

"Setelah ditangguhkan penahanannya, kelakuan Syekh Puji saat ini dinilai sudah kelewat batas sehingga bisa menimbulkan persepsi lain. Hal ini kami takutkan bisa memengaruhi keputusan pengadilan," kata Ketua KPAI, Masnah Sari, saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Selasa.

Dia mengatakan, jangan sampai nanti hakim dalam memberikan suatu keputusan tidak berdasarkan pada kebenaran undang-undang yang berlaku melainkan karena persepsi yang berusaha dibangun oleh Syekh Puji saat ini.

Untuk membuktikan keseriusan dalam mengikuti kasus Syekh Puji, pihak KPAI telah mendatangi langsung ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Ambarawa untuk menanyakan sejauh mana perkembangan penanganan kasus ini.

"Kami merasa penanganan kasus Syekh Puji berjalan sangat lama, oleh karena itu kami langsung mendatangi Kejari Ambarawa untuk menanyakan perkembangannya secara langsung," katanya.

Masnah Sari juga menyayangkan mengapa Syekh Puji dapat mengisi acara-acara seminar di berbagai tempat padahal dalam kasus ini dia berstatus sebagai tersangka.

"KPAI akan berada di barisan terdepan mendesak dan mengawal kasus Syekh Puji ini sampai ke pengadilan agar kasus pernikahan siri dengan anak di bawah umur ini menjadi pelajaran seluruh masyarakat Indonesia," katanya.

Saat ditanya adanya pernyataan pemerasan yang dilontarkan pihak Syekh Puji, Masnah Sari, mengatakan jangan sampai kasus pernikahan siri dan eksploitasi anak ini menjadi bias.

"Hal itu jangan sampai hanya sebagai pengalihan dari kasus semula. Untuk itu saya minta kepada masyarakat untuk mengapresiasi kasus yang sedang ditangani pihak kepolisian," ujarnya.

Sementara itu, aksi sering membuat sensasi dan merasa paling benar yang dilakukan Syekh Puji selama ini, menurut psikolog Argo Widiarto, hal tersebut sudah ada dalam diri yang bersangkutan.

"Sifat selalu ingin memamerkan diri kepada orang lain membuat Syekh Puji seolah-olah yang paling berkuasa dan paling benar," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009