Jakarta (ANTARA News) - Tim pemenangan pasangan capres Jusuf Kalla (JK)-Wiranto optimistis mampu meraih suara terbanyak dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri khususnya negara-negara di Asia pada pemilu presiden (pilpres) mendatang.

"Suara Golkar di luar negeri itu banyak terutama pada negara yang banyak tinggal WNI seperti Malaysia, Kairo, Saudi Arabia, Hongkong dan Taiwan," ujar Ketua Tim Penggalangan Suara Luar Negeri JK-Wiranto, Yasril Ananta Baharuddin, di Jakarta, Selasa.

Namun, lebih lanjut Yasril mengatakan, pihaknya tidak memiliki target khusus seperti besaran jumlah suara dari WNI di luar negeri yang akan diraih dalam Pilpres 8 Juli 2009.

Kebijakan itu diambil karena berbagai permasalahan karena hingga kini pihaknya belum bisa memastikan apakah WNI yang bekerja di luar negeri seperti di Malaysia diizinkan pihak perusahaan mengikuti pilpres.

Selain itu, katanya, kekhawatiran dengan pengiriman surat suara melalui kantor Pos yang berpotensi dicurangi baik oleh orang-orang perwakilan dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau pihak lain.

Yasril yang juga menjabat sebagai sebagai Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri dan Pertahanan Keamanan DPP Partai Golkar, mengatakan, dari total jumlah pemilih yang ada di luar negeri diperkirakan hanya sebagian saja WNI yang akan berpartisipasi.

Karena dengan sisa waktu yang ada sebelum pilpres, Golkar gencar mengkomunikasikan capres JK-Wiranto kepada para pelajar Indonesia yang berada di Eropa, Amerika Serikat dan Australia secara baik, benar dan sehat melalui internet atau surat elektronik.

"Kami ingin pelajar kita yang berada di luar negeri lebih terlibat dalam pilpres kali ini, karena itu penting sebagai warga negara dan citra Indonesia di luar negeri," katanya.

Data Komisi Pemilihan Umum menyebutkan jumlah pemilih pada Pilpres 8 Juli 2009 di luar negeri mengalami penyusutan 100 ribu dibandingkan jumlah pemilih pada Pemilu 9 April 2009.

Dalam pemilu legislatif lalu terdapat 1,4 juta pemilih di luar negeri, sedangkan pada dalam pilpres hanya sekitar 1,3 juta pemilih karena pada saat itu banyak WNI yang pulang ke Tanah Air.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009