Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Aktivis 98 yang merupakan mantan mahasiswa yang aktif gerakan reformasi 1998 seperti Sarbini, Wahab Talaohu, Boyke Novrizon, Bernard Haloho, Arief Rahman, Ahmad Rizal dan Agus Budi Prasetyohadi, mendeklarasikan dukungan kepada pasangan SBY-Boediono pada pilpres 8 Juli 2009.

Dalam pernyataan sikapnya, di Jakarta, Rabu, yang dibacakan Wahab Talaohu menyatakan, dukungannya kepada SBY-Boediono bukan memberikan cek kosong, tetapi didasarkan bahwa pasangan itu akan mampu melakukan regenerasi politik dan agenda reformasi.

Menurut Wahab, pasangan capres-cawapres pada pilpres 2009-2014 adalah alumni pilpres 2004-2009, seperti SBY, Mega, Wiranto dan JK sudah mengikuti pilpres 2004, sehingga dalam lima tahun terakhir praktis tidak terjadi regenerasi calon pemimpin di tingkat pusat.

Oleh karena itu, gerakan aktivis 98 sangat berkepentingan dengan isu regenerasi politik yang harus diupayakan tdak diserahkan kepada pasar politik secara bebas dan tidak dibiarkan terjadi secara alami, tapi pemimpin nasional harus membuat rencana yang memungkinkan terjadinya regenerasi politik dalam kurun 2009-2014.

"Sehingga di tahun 2014, kami ingin melihat yang menjadi capres-cawapres adalah tokoh baru, segar, muda, dan yang tumbuh di era reformasi," katanya.

Untuk itu, kata Wahab, aktivis 98 mendukung SBY,  dengan alasan Konstitusi sudah membatasi presiden hanya boleh menjabat dua periode saja, sehingga jika SBY nanti terpilih menjadi presiden (2009-2014), maka SBY tidak bisa mencalonkan presiden pada 2014 yang menjadikan SBY harus memikirkan regenerasi politik pada 2014.

Wahab mengharapkan, jika SBY nanti terpilih pada pilpres 2009, harus dapat menetapkan kabinet yang menggambarkan regenerasi politik dan harus menggambarkan perwakilan generasi.

"Sungguhpun kami mendukung pasangan SBY-Boediono, tapi kami bukan bagian dari tim sukses, karena kami memposisikan diri sebagai partner politik yang berjuang menyukseskan dua agenda yaitu regenerasi politik dan sembilan amanat reformasi," katanya.

Sembilan amanat reformasi , yakni penegakan nilai luhur Pancasila, pelestarian Bhineka Tunggal Ika, pembangunan demokrasi, penerapan good governance dan reformasi hukum, pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi, pencapaian kemandirian bangsa, profesionalisasi dan peningkatan daya kemampuan militer, serta penuntasan pelanggaran HAM.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009