Surabaya (ANTARA News) - Dokter Rumah Tahanan Negara (Rutan) Medaeng, Sidoarjo menyimpulkan kematian anggota Polsek Waru, Jatim,  Aiptu Rusdil Hanif (41), murni akibat bunuh diri.

"Setelah dilakukan visum pada bagian luar, tim dokter menyimpulkan, bahwa korban murni meninggal dunia karena bunuh diri," kata dokter Rutan Medaeng, drg. Nur Saiful Anwar, di Surabaya, Rabu.

Visum terhadap jasad anggota polisi yang terlibat kasus narkoba itu dilakukan oleh tim dokter Rutan Medaeng bersama pihak Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Surabaya.

Dalam visum tersebut tidak ditemukan adanya bekas jepitan tali di bagian belakang leher. Demikian pula, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan.

Jari kedua tangan korban lebam karena saat gantung diri, kedua tangannya digunakan untuk menahan beban tubuh. Dokter mendapati cairan sperma yang keluar dari alat kelamin korban.

Humas RS Bhayangkara, dr. Roni Subagyo, Sp.Kj. mengatakan, hasil visum tersebut sudah diserahkan kepada pihak Polsek Waru. "Rekan-rekan wartawan bisa menanyakan langsung ke Polsek Waru," katanya.

Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Medaeng, Affandi, mengakui peristiwa tersebut terjadi akibat kurangnya pengawasan petugas keamanan rutan.

Menurut dia, kurangnya pengawasan itu disebabkan jumlah tahanan yang menghuni rutan terbesar di Jatim itu telah melebihi daya tampung.

"Kami sudah melakukan pengawasan secara maksimal. Kejadian bunuh diri itu dilakukan sekitar satu jam setelah kami melakukan kontrol. Ketika itu korban masih tidur-tiduran sambil menutup wajahnya dengan sweater," katanya.

Ia tidak menyangka, kalau korban nekat melakukan perbuatan itu. Apalagi selama ini korban selalu mendapat kunjungan dari keluarga dan rekan-rekannya yang bertugas di Polsek Waru.

Aiptu Rusdil Hanif, ditemukan tewas dalam keadaan menggantung di kamar mandi Blok D-6, Rutan Medaeng, Sidoarjo, pada detik-detik menjelang peringatan Hari Bhayangkara, Selasa (30/6) malam.

Korban meninggalkan sebuah catatan yang menyatakan bahwa dia merasa sangat malu dan tertekan.

"Dia sepertinya mengalami tekanan. Kasusnya sendiri belum diputuskan dan masih dalam proses persidangan. Tapi, sepertinya dia khawatir nanti dipecat," kata Affandi.

Peristiwa bunuh diri penghuni Rutan Medaeng bukan kali ini saja. Pada 2008, seorang tahanan bernama Edi Mikanto tewas setelah memotong urat nadinya.

Dengan adanya kejadian bunuh diri itu, pihak Rutan akan semakin meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas para penghuni di dalam Rutan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009