Teheran, Iran (ANTARA News/AFP)- Duapuluh orang tewas dan lebih dari 1.000 orang ditahan selama protes-protes yang terjadi di Teheran setelah terpilihnya kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad bulan lalu, kata kepala kepolisian negara itu, Rabu.

"Tidak ada polisi yang tewas dalam kerusuhan di Teheran tetapi 20 perusuh tewas," kata kepala kepolisian Ahmadi Moghaddam yang dikutip kantor berita Fars.

Polisi menahan 1.012 orang selama kerusuhan belum lama ini. Banyak yang dibebaskan dan sisanya disidangkan di pengadilan publik dan revolusioner Teheran," tambahnya.

Teheran dan kota-kota lain di seluruh Iran dilanda gelombang protes oposisi menyangkut terpilihnya kembali Ahmadinejad dalam pemilihan presiden 12 Juni yang oposisi tuduh terjadi kecurangan.

Jaringan televisi Press TV berbahasa Inggris milik pemerintah memberitakan jumlah korban tewas 20 orang termasuk delapan anggota milisi Basij yang berada di garis depan dalam menindak tegas protes-protes itu.

Dalam sebuah laporan terpisah, Fars memberitakan tiga staf kedubes Inggris masih tetap ditahan dari sembilan orang yang ditahan atas tuduhan-tuduhan membantu kerusuhan itu.

Moghaddam juga mengatakan pihak berwenang Iran sedang mencari seorang dokter yang mengatakan ia melihat pembunuhan terhadap Neda Agha Soltan selama protes di jalan-jalan Teheran itu dalam satu insiden yang memicu kecaman internasional.

Arash Hejazi mengemukakan kepada radio Inggris BBC pekan lalu bahwa Neda, yang saat-saat akhir menjelang kematiannya dilihat di seluruh dunia dalam satu video internet, agaknya ditembak oleh seorang anggota milisi Basij.

"Arash Hejati dicari oleh kementerian intelijen dan Interpol," kata Moghaddam.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009