Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Hafiz Anshary mengungkapkan kekhawatiran adanya aksi protes saat hari pemungutan suara pemilihan presiden 8 Juli.

"Ini kekhawatiran saya, ada orang yang sengaja melakukan gerakan di hari H. Gerakan itu dilakukan oleh orang yang saat didaftar sebagai pemilih tidak mau tapi kemudian menuntut," katanya di Jakarta, Jumat, ketika ditemui setelah Sholat Jumat.

Kekhawatiran ini, kata Hafiz, muncul setelah ada laporan dari penyelenggara pemilu di sejumlah daerah yang menyebutkan terdapat warga yang telah memenuhi syarat namun enggan didaftar sebagai pemilih dalam pilpres.

"Saya tidak punya bukti tetapi saya khawatir saja. Ada laporan kalau di daerah ada yang tidak mau didaftar," ujarnya.

Hafiz menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengamankan jalannya pemungutan dan penghitungan suara.

Berkaitan dengan daftar pemilih tetap (DPT), Ketua KPU menjelaskan penyelenggara Pemilu telah berupaya maksimal untuk membersihkan daftar pemilih dari nama ganda, TNI atau Polri aktif, warga di bawah umur, termasuk memasukkan pemilih yang telah memenuhi syarat dalam DPT.

Namun, jika masih ada pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT tetapi ada dalam daftar pemilih sementara (DPS), Hafiz menjelaskan petugas akan memperbaikinya dengan memasukkan nama pemilih yang bersangkutan ke daftar tetap.

"Itu akan dimasukkan ke DPT, karena kemungkinannya ada kesalahan memasukkan data," ujarnya.

Pemungutan suara pilpres dilaksanakan lima hari lagi yaitu pada 8 Juli 2009. Warga Indonesia yang telah terdaftar dan memiliki hak pilih diimbau untuk menggunakan hak pilihnya dengan memilih salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009