Parepare, Sulsel (ANTARA News) - Juru kampanye pasangan SBY-Boediono di Parepare, Sulawesi Selatan, Sabtu, melontarkan serangan melalui pernyataan sensasional yang ditujukan kepada Partai Golkar.

Pernyataan sensasional itu mengatakan bahwa selama lima puluh tahun lebih, Partai Golkar dianggap sebagai perusak bangsa.

Pernyataan tersebut disampaikan Pengurus DPD I Partai Demokrat Sulsel, Nikmatullah saat melakukan orasi pada kampanye pasangan SBY-Boediono di Gedung Sao Malebbi, Jalan Pelita, Kecamatan Soreang Parepare, Sabtu.

Dikatakan bahwa selama satu-dua bulan terakhir, SBY-Boediono banyak disudutkan, dituduh dan dipojokkan.

Ditegaskan Jurkam dari Partai Demokrat, memilih pasangan SBY-Boediono adalah pilihan yang benar. Dikatakan juga, Pemilu Presiden adalah ajang untuk memilih pemimpin negara, bukan memilih kepala suku.

Nikmatullah juga menyoroti kepemimpinan negara ini selama puluhan tahun terakhir.

"Apa kita mau republik ini kembali dipimpin oleh orang Golkar. Sudah tiga puluh tahun, hampir lima puluh tahun pemerintahan di bawah kendali Golkar, perusak bangsa. Sehingga kalau mereka mengatakan pembangunan masih tertinggal di Indonesia Timur, mana Golkar yang selama ini memimpin negara ini," katanya.

Dijelaskan juga selama lima tahun kepemimpinan SBY, Capres yang diusung oleh Partai Demokrat itu justru berhasil menampakkan karyanya. Dengan alasan tersebut, sebanyak 24 partai politik mendukung pencalonan SBY sebagai Presiden Indonesia selanjutnya.

Caleg terpilih dari Partai Demokrat dari Dapil II itu juga menyayangkan adanya isu kesukuan yang berkembang dalam Pilpres.

Menurutnya, setiap orang mempunyai keterikatan dengan partainya, sehingga wajar jika tidak mendukung Capres dari partai yang tidak didukung partainya.

"Wajar saja kalau ada keterikatan kesukuan. Tapi saat ini, hal itu sudah tidak relevan lagi. Karena itu berarti kita mundur beberapa tahun. Kita menginginkan masa depan. Kepada saudara-saudara di Parepare, jangan terpancing dengan isu-isu seperti itu," lanjutnya.

Dia juga mengingatkan bahwa sebenarnya SBY mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap Sulsel.

Menurunt dia, SBY telah mengunjungi Sulsel selama delapan kali. Dia juga menyayangkan adanya isu banyaknya atribut kampanye pasangan SBY-Boediono yang dirusak, bahkan dibakar. Menurutnya, hal tersebut tidak perlu ditanggapi karena merupakan tindakan orang yang sudah panik dan kehilangan akal.

Sekretaris DPD II Partai Golkar Parepare, Sulsel, Kaharuddin Kadir yang dihubungi melalui telepon, menganggap pernyataan Nikmatullah sangat tendensius.

Dia juga mempertanyakan bagian mana negara ini yang dirusak oleh Golkar, seperti yang dinyatakan oleh Jurkam SBY-Boediono itu.

Dikatakan, selama ini Partai Golkar belum pernah memimpin negara ini. Selama puluhan tahun kita dipimpin oleh Soeharto pada masa Orde Baru. Dia bukan Ketua Golkar, dia adalah dewan penasihat. Apalagi saat itu Golkar bukan partai.

Selama ini, kita belum pernah dipimpin oleh ketua partai manapun juga. Selama ini juga, belum pernah ada partai yang memperoleh suara dominan yang memimpin negara ini," jelas Kaharuddin.

Selama kepemimpinan SBY-JK dalam lima tahun terakhir, lanjut Anggota DPRD Parepare itu, presiden dan wakil presiden berbagi peran sehingga masing-masing mempunyai andil dalam pembangunan.

"Jadi kepemimpinan lima tahun ini adalah paket, jadi tidak bisa dipisahkan. Jangan maunya yang enak saja. Sementara kalau ada yang jelek, malah melempar bola ke orang lain. Jelasnya, Nikmatullah harus menjelaskan pernyataannya itu karena mempunyai konsekuensi karena bukan tidak mungkin, akan dipersoalkan oleh pengurus Partai Golkar. Dia harus meminta maaf atas pernyataan tersebut," tegas dia.

Kampanye pasangan SBY-Boediono di Parepare kemarin, tampak dijaga ketat oleh anggota Mapolresta Parepare. Sebanyak 120 orang personil, atau dua per tiga dari jumlah anggota Polresta Parepare, tampak disiagakan.

Pengamanan masih ada kaitannya dengan pernyataan Alifian Mallarangeng pada kampanye Boediono di GOR Mattoanging Rabu (1/07) lalu.

Menurut Kapolresta Parepare, AKBP Chevy A Sopari, pengamanan terhadap kampanye tersebut bersifat pengamanan terbuka atau pun tertutup. Namun dia menolak ketatnya pengamanan tersebut ada keterkaitan dengan pernyataan Alifian Mallarangeng.

"Saat kampanye pasangan JK-Win beberapa hari lalu, kita juga melakukan pengamanan yang sama," kata dia.

Terkait pengamanan rumah keluarga besar A Mallarangen di Jalan A Mallarangeng Nomor 3 Kecamatan Ujung Parepare, Kapolresta mengatakan akan dilakukan hingga Pemilu berakhir.

Pantauan di rumah Mallarangeng Sabtu malam, sejumlah Anggota polresta dan Polwil Parepare, tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi tersebut.

Ada beberapa polisi yang mengenakan seragam, dan sebagian lainnya mengenakan pakaian sipil biasa.

Pengamanan itu dilakukan menyusul adanya bendera SBY-Boediono yang terbakar di depan rumah tersebut. Pengamanan itu juga terkait dengan pernyataan Alifian Mallarangeng pada kampanye Boediono di GOR Mattoanging Rabu (1/07) lalu, yang dianggap rasis.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009