Brisbane (ANTARA News) - Angkatan Laut Australia tengah menginvestigasi skandal seks yang diduga keras terjadi di kapal HMAS Success, menyusul keluhan dan protes dari para kru perempuan soal kontes seks di kapal tersebut.

Skandal seks ini pertama kali diungkap oleh stasiun televisi "7 News" Australia pada Sabtu (4/7) malam waktu setempat.

Menurut pemberitaan "7 News", skandal seks para kru kapal laut HMAS Success terkuak ketika kapal itu sedang berlayar ke luar negeri pada bulan Mei lalu dan berlabuh di Singapura.

Para pelaut bertaruh sesama mereka bila dapat meniduri kru perempuan di kapal yang sama. Nilai taruhan berbeda-beda, tergantung tingkat kesulitan dan apakah sang perempuan lesbian atau tidak.

Skandal ini secara lengkap terekam dalam dokumen yang disebut "The Ledger", di mana besar uang taruhan dicantumkan atas setiap perempuan yang juga bertugas di HMAS Success.

Nilai taruhan akan lebih besar bila perempuan yang berhasil ditiduri adalah lesbian atau perempuan yang berjabatan tinggi di kapal itu.

Tidak cuma itu, para pelaut yang bertugas di bawah bendera Australia itu juga menetapkan besaran taruhan berdasarkan lokasi di mana mereka berhubungan intim, salah satunya adalah di meja bilyar.

Dokumen taruhan "The Ledger" ini ditemukan saat HMAS berkunjung ke Singapura.

Kapten kapal langsung memerintahkan para pelaut pulang ke Australia setelah diwawancara secara resmi.

Sementara itu Departemen Pertahanan Australia segera melakukan investigasi terkait skandal ini. Mereka mulai menanyani para pelaut yang bertugas di kapal itu.

"Hingga saat ini investigasi masih berlangsung," demikian pernyataan dari Departemen Pertahanan yang disiarkan oleh "7 News".

Menurut pihak departemen, "Dalam sesi pemeriksaan kesehatan, para pelaut dan kru perempuan menyatakan keluhan tentang taruhan seks ini. Dan sekarang keluhan itu telah menjadi kasus serius."

Angkatan Laut Australia menyatakan secara tegas bahwa suasana kerja di tempat mereka harus senantiasa adil bagi semua orang, dan tindakan-tindakan yang melecehkan harus dientaskan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009