Surabaya (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) siap terbang perdana ke Amsterdam pada semester I tahun 2010, seiring pencabutan larangan terbang Uni Eropa (UE) atas empat maskapai Indonesia di antaranya Garuda, Mandala Airlines, Airfast Indonesia, dan Premiair.

"Amsterdam adalah negara pertama yang akan kami terbangi, karena antara Indonesia dengan negara itu ada ikatan historis yang cukup kental," kata "Senior General Manager" PT Garuda Indonesia Area Indonesia Timur, saat dihubungi ANTARA, di Surabaya, Minggu.

Alasan lain pilihan terbang ke Amsterdam, jelas dia, karena pasar di sana sangatlah besar. Selain Amsterdam, kota lainnya adalah Frankfurt.
"Sebelumnya, sekitar akhir tahun 2004 rute ke Amsterdam pernah kami tutup, saat itu pelayanannya dinilai kurang kompetitif," katanya.

Untuk membuka kembali rute tersebut, kata dia, maskapai plat merah ini bakal melakukan sejumlah perbaikan kualitas layanan, termasuk terbang dengan pesawat baru.

"Apabila, 10 unit pesawat jenis Boeing 777 yang kami pesan sudah datang pada akhir tahun 2010 atau awal 2011, kami akan menerbangi sejumlah kota di Eropa dengan armada terbaru tersebut," katanya.

Kepala Komunikasi Perusahaan Garuda Indonesia, Pujobroto, menyatakan, untuk membuka kembali penerbangan ke sana memang diperlukan serangkaian persiapan. Kemungkinan, persiapannya akan membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan, sehingga diharapkan bisa terbang sekitar semester pertama 2010.

"Di sisi lain, sampai sekarang kami belum menentukan jenis pesawat yang akan digunakan ke sana. Namun, sebagai alternatif bisa saja kami akan terbang dengan pesawat A 330-200," katanya.

"Executive Director Surabaya Tourism Promotion Board/STPB", Yusak Anshori, menyambut positif keputusan Garuda yang akan terbang lagi ke Eropa, khususnya Amsterdam sebagai kota pertama di Eropa. Bidikan maskapai itu ke Belanda sebagai rute perdana penerbangan itu sangatlah tepat. Apalagi, negara itu memiliki kedekatan historis "historical relationship" dengan Indonesia.

"Apabila, penerbangan ke Belanda sudah terealisasi, negara bidikan selanjutnya adalah Jerman dan Prancis karena kedua negara itu sama sekali tidak memiliki sensitivitas dengan kondisi politik di Indonesia," katanya.

Ia menyatakan, apabila penerbangan ke tiga negara itu sudah bisa terwujud, Garuda perlu membidik beberapa negara lain di Uni Eropa yang potensial untuk diterbangi.

"Kami berharap, langkah tersebut bisa terealisasi secepatnya. Ini dapat mendatangkan keuntungan bagi dunia pariwisata dan perhotelan secara nasional," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009