Magetan (ANTARA) News) - Keluarga dari Richa Dwiyana Margareta (21), korban kru pesawat Yaman yang mengalami kecelakaan di Kepulauan Komoro, yang berada di Desa Duyung, Kecamatan Takeran, Magetan, Jatim, hingga kinicemas karena belum adanya kepastian tentang keberadaan korban.

Pihak keluarga mengaku, setiap hari sejak kabar kecelakaan pesawat sipil milik maskapai Yaman yang diawaki Richa tersebut, merasa semakin diliputi perasaan tidak tenang. Pasalnya, hingga kini keluarga belum mendapat kepastian apapun dari pihak berwenang.

"Sudah hampir enam hari ini sejak kecelakaan pesawat tersebut, kami belum mendapat kabar dari Departemen Luar Negeri (Deplu), Kedutaan Besar RI (KBRI) di Yaman, dan pihak lain. Terus terang, keluarga membutuhkan informasi menyangkut pencarian korban dan keadaan Richa sendiri setiap harinya," ujar Paman Richa, Kadimin, Minggu.

Menurut dia, kontak terakhir dengan KBRI dilakukan pada Jumat (3/7) lalu pukul 11.45 WIB. Dalam kontak tersebut, pihak KBRI meminta keluarga agar bersabar dan tabah. Saat itu, kontak datang dari Aulia staf KBRI di Yaman. Setelah itu, hingga saat ini belum ada kontak lagi.

"Kondisi seperti ini membuat pihak keluarga merasa kecewa, sebab informasi dari pihak terpercaya terhenti. Sisi lain, pihak keluarga juga tidak berdaya jika hanya mengetahui perkembangan pencarian melalui siaran di televisi maupun membaca dari media massa cetak. Keadaan ini sungguh berat," katanya sedih.

Sementara itu, Ibu Richa, Dwi Nuryati terlihat sudah berada di rumah duka. Wanita yang baru tiba dari Hongkong ini juga terlihat sedih dan berusaha menghindari wartawan. Selama 10 tahun terakhir, ibu Richa bekerja menjadi TKW di Hongkong, sehingga sangat wajar jika intensitas bertemu dengan putrinya jarang.

"Ibu Dwi baru tiba di rumah pada Minggu pagi. Dia masih shock, jadi maaf untuk sementara jangan diwawancarai atau diambil gambarnya," kata Kadimin lagi.

Kadimin mengatakan,untuk sementara yang dilakukan keluarga hanya pasrah dan tabah. Bahkan selama ini, setiap malam pihak keluarga juga menggelar tahlilan untuk Richa.

"Tujuannya adalah meminta yang terbaik buat Richa. Semoga masih diberikan perlindungan oleh Tuhan. Namun jika harus sebaliknya, semoga juga dilapangkan jalannya," katanya.

Pihak keluarga sangat berharap Richa segera dapat ditemukan. Rencananya, perwakilan dari keluarga nantinya ada yang dikirim ke Yaman oleh Deplu RI, untuk mengetahui perkembangan evakuasi pencarian korban pesawat. Namun, hingga sekarang hal tersebut juga belum terealisasikan.

Sebelumnya dilaporkan bahwa sebuah pesawat Airbus A330-200 yang dioperasikan maskapai penerbangan milik negara Yaman, Yemenia Air, yang lepas landas dari Paris menghilang di antara wilayah Yaman dan Komoro. Pesawat ini mengangkut 153 penumpang dengan 11 kru di dalamnya. Dilaporkan Richa, ikut menjadi salah satu korbannya yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009