Jakarta (ANTARA News) - Perum LKBN ANTARA menegaskan akan terus mengawal netralitas pemberitaan Pemilu Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009 sebagaimana yang telah dilakukan saat Pemilu legislatif lalu.

"Kita ingin menjadi Kantor Berita `merah putih` yang independen, sesuai dengan prinsip-prinsip jurnalistik yang menekankan kejujuran dan kebenaran," kata Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, prinsip tersebut sesuai dengan misi ANTARA untuk membangun masyarakat yang bijak dan berbasis pengetahuan.

"Kita terus sibuk membuat memorandum ke semua biro daerah agar wartawan kita tetap netral dan tidak menyiarkan berita-berita yang memuat kampanye hitam terhadap calon tertentu," kata Mukhlis yang didampingi Direktur Pemberitaan/Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA M Saiful Hadi.

Sikap netral itu, menurut Mukhlis, juga sesuai dengan amanat pendiri ANTARA (Adam Malik, dan kawan-kawan) yang ingin menjadikan ANTARA sebagai wadah bagi semua elemen bangsa untuk mengembangkan nilai-nilai jurnalistik yang berlandaskan pada kejujuran.

"Sikap netral ini juga mendapat apresiasi dari Pemerintah, kalangan DPR, dan wartawan senior," katanya yang bertekad "mewariskan" netralitas itu pada generasi berikutnya, siapa pun yang menjadi "nakhkoda" Perum LKBN ANTARA.

Ia mengaku mendapat pertanyaan dari sejumlah kalangan tentang posisi ANTARA yang tidak hadir dalam setiap pertemuan yang terkait dengan tim sukses capres tertentu, namun semua maklum karena ANTARA sudah mengambil posisi independen.

Bahkan, Mukhlis tidak khawatir bahwa sikap netral ANTARA itu akan berimbas pada ketidakberpihakan capres terpilih terhadap ANTARA ke depan.

"Itu adalah resiko dari netralitas sebuah Kantor Berita. Tetapi kami percaya, ketiga capres punya agenda membangun masyarakat baru yang bijak dan berbasis pengetahuan," ujarnya.

Sedangkan Pemred Saiful Hadi mengungkapkan, sikap netral ANTARA juga mendapat apresiasi dari sejumlah duta besar negara sahabat di Jakarta.

"Sejumlah duta besar menyampaikan penghargaannya secara langsung atas netralitas ANTARA. Mereka menyatakan terus mengikuti dan mengamati pemberitaan media massa di Indonesia soal pilpres," katanya.

Ia menjelaskan, netralitas ANTARA juga tidak ditunjukkan pada saat pemilu tetapi diterapkan di bidang-bidang lain termasuk mengakomodasi suara dari unsur minoritas di Indonesia.

Saiful mengatakan, sebelumnya ada penilaian bahwa pada masa lalu ANTARA pernah dekat dengan kekuasaan sehingga pemberitaannya cenderung membela kepentingan penguasa, namun hal itu sudah lama ditinggalkan.

LKBN ANTARA yang didirikan pada 13 Desember 1937 oleh para tokoh berkaliber nasional dan internasional seperti Adam Malik, Albert Manoempak Sipahoetar, Raden Mas Soemanang, dan Pandoe Kartawigoena, sejak 18 Juli 2007 ditetapkan sebagai Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009