Jakarta (ANTARA News) - Pelaku jasa konstruki berkeyakinan dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memimpin Indonesia periode lima tahun ke depan akan mampu mendorong pertumbuhan pasar jasa konstruksi.

"Sebagai Presiden SBY sudah terbukti mampu menggerakan ekonomi berlandaskan pembangunan infrastruktur," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Soeharsojo, di Jakarta, Rabu.

Soeharsojo mengatakan, SBY juga telah menyiapkan peraturan yang memungkinkan pelaku jasa konstruksi skala kecil dan menengah dapat ikut serta tender proyek pemerintah secara lebih adil.

"Saya pribadi meyakini bisnis jasa konstruksi akan berlanjut lebih baik dan lebih pasti, mengingat pemerintahan sekarang ini sangat powerful didukung mayoritas masyarakat Indonesia atau lebih dari 60 persen perhitungan quick count," ujarnya.

Menurut dia, seandainya presiden dapat melanjutkan program pembangunan infrastruktur dan sarana pendukungnya akan mampu menumbuhkan sektor riel dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Krisis keuangan global yang dipicu oleh bangkrutnya beberapa institusi keuangan AS awal 2009 mulai mempengaruhi secara langsung konstruksi di Indonesia. Industri konstruksi dihadapkan beberapa tantangan.

Perusahaan penyedia jasa konstruksi mulai harus membenahi strategi dan bersiap untuk menghadapi turunnya nilai pasar konstruksi serta persaingan yang meninggi karena jumlah pemain yang banyak.

Pembenahan ini dimulai dengan melakukan efisiensi dalam operasional perusahaan serta melakukan terobosan dalam kombinasi memilih jenis-jenis pekerjaan konstruksi yang harus dibidik pada tahun mendatang.

Nilai konstruksi yang diselesaikan dari tahun 2002 (Rp35 triliun) sampai 2006 meningkat rata-rata sebesar 20% per tahun. Pasar jasa konstruksi tahun 2008 diperkirakan mencapai Rp170 triliun.

Untuk dapat bertahan dan melewati krisis keuangan yang diperkirakan akan berlangsung sampai dua tahun mendatang, perusahaan penyedia jasa konstruksi sebaiknya selektif dalam memilih proyek-proyek yang masih mempunyai profit margin cukup tinggi serta kepastian dalam pembayaran.

Proyek yang menjadi incaran di antaranya transportasi,irigasi dan drainase, pembangkit listrik, fasilitas industri dan pabrik, serta perumahan.

Berdasarkan penghitungan cepat berbagai lembaga terkait dengan Pilpres 8 Juli 2009, SBY dan pasangannya (Boediono) hampir dipastikan meraih suara terbanyak, dan bahkan di atas 50 persen, dibangingkan dengan saingannya, Megawati-Prabowo dan Jusul Kalla-Wiranto. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009