Taipei (ANTARA News/AFP) - PM Taiwan Liu Chao-shiuan Kamis mengecam keras penggunaan kekerasan di wilayah Xinjiang di China dan mendesak Beijing untuk menangani kerusuhan yang membara dengan cara toleran.

Liu adalah pejabat pemerintah berpangkat paling tinggi Taiwan yang mengomentari kerusuhan akhir pekan yang melibatkan etnik Han China dan Uighur Muslim, yang mana sedikitnya 156 orang telah tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka.

"Pemerintah Republik China (julukan resmi Taiwan) mengecam dengan keras kekerasan berdarah di Urumqi," Liu mengatakan pada pertemuan kabinet, menurut jurubicara pemerintah Su Jun-pin.

Sementara minta ketenangan di antara etnik Han dan Uighur, "kami minta pemerintah daratan untuk memecahkan masalah terkait dengan cara toleran", kata perdana menteri itu.

Ia juga minta pada Beijing untuk menghormati kebebasan beragama, kebebasan berbicara dan kebebasan majelis.

Ketika Beijing menuduh orang-orang Uighur di pengasinan mendalangi kerusuhan itu, para pemimpin Uighur mengeluhkan mengenai diskriminasi dan tekanan di bawah pemerintah China.

Ucapan Liu itu tiba setelah oposisi menuduh pemerintah Ma Ying-jeou yang bersahabat dengan China mengabaikan kerusuhan di Xinjiang dan gagal untuk menyampaikan keprihatinan mengenai hak asasi manusia di China.

Hubungan antara Taipei dan Beijing telah meningkat secara dramatis sejak Ma yang berkuasa tahun lalu berjanji untuk meningkatkan hubungan dengan China, membalikkan kebijakan pendahulunya Chen Shui-bian yang sering menimbulkan kemarahan Beijing dengan retorika pro-kemerdekaannya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009