Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi menguat tajam mendekati angka Rp10.100 per dolar, karena pelaku pasar aktif membeli rupiah, setelah pasangan SBY-Boediono berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan presiden.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp10.125-Rp10.135 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.190-Rp10.200 atau naik 65 poin.

Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Jumat mengatakan, kemenangan pasangan SBY-Boediono memberikan nilai positif terhadap pasar uang.

"Kami optimistis rupiah akan terus menguat pada pekan depan, namun kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan menjaga mata uang Indonesia berada pada level Rp10.000 per dolar," katanya.

Menurut dia, kenaikan rupiah yang terlalu cepat dinilai kurang menguntungkan, karena akan menyulitkan eksportir untuk menghitung nilai jual produknya.

Posisi rupiah pada level tersebut sebenarnya cukup baik, karena itu bila BI terus memantau pergerakan rupiah maka pasar uang tetap berada dalam koridor baik, katanya.

Ia mengatakan, rupiah memang berpeluang untuk menguat lebih jauh hingga Rp9.500 per dolar, namun untuk menuju ke arah sana diharapkan tidak terlalu cepat.

Untuk saat ini rupiah lebih baik berada di kisaran antara Rp10.000 sampai Rp10.200 per dolar, ujarnya.

Peluang rupiah untuk menguat lagi, lanjut dia disusul dengan akan masuknya capital inflow asing yang lebih besar agar pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen dapat dicapai.

Indonesia mengharapkan investasi asing tumbuh tujuh persen agar target ekonomi sebesar lima persen tercapai, ucapnya.

Pergerakan rupiah sampai sore nanti diperkirakan akan terus menguat hingga berada di bawah angka Rp10.100 per dolar, namun semua itu harus dilihat lebih jauh apakah kenaikannya akan berlanjut. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009