Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Syuro Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Eggi Sudjana mendesak pemerintah mengirimkan nota protes kepada China, menyikapi penganiayaan dan pelarangan shalat Jumat yang dialami Muslim Uighur, di Urumqi, Xinjiang.

"Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, pemerintah Indonesia harus mendesak pemerintah China untuk menghentikan aksi kekerasan, dan membolehkan kembali umat Muslim menjalankan ibadah shalat di masjid," katanya di Jakarta, Minggu.

Eggi juga berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara langsung menelefon pemimpin China, untuk menindak secara hukum aparat keamanan yang telah terlibat dalam penganiayaan umat Muslim Uighur, dan menutup masjid yang akan digunakan untuk shalat Jumat.

"Ini ujian pertama bagi SBY pasca-Pemilu Presiden (Pilpres) 2009," katanya.

Ia juga berharap SBY bertemu dengan tokoh-tokoh Islam Indonesia, agar kasus ini tidak merembes pada tindakan anarkis di dalam negeri.

"Kita khawatikan kasus ini meluas pada isu-isu sensitif, suku dan agama di Indonesia," kata Eggi mengingatkan.

Ia menyerukan pemerintah untuk mewaspadai pembalasan umat Muslim di Indonesia. Karena itu, pemerintah diminta bereaksi cepat.

Kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Eggi mengharapkan untuk memanggil pemerintah China atas diskriminasi dan pembasmian etnik yang telah dilakukan.

"Perlu dipertanyakan, sebagai anggota Dewan Keamanan (DK) PBB, China malah tidak mampu menjaga keamanan dalam negerinya," kata Eggi Sudjana.

Ia meragukan PBB memiliki kepedulian terhadap penderitaan umat Muslim Uighur.

"PBB, Amerika dan negara-negara Barat telah menunjukkan kemunafikannya. Selama ini mereka tidak peduli dengan penderitaan yang dialami umat Muslim," katanya.

Kerusuhan di Urumqi yang menewaskan ratusan warga Muslim Uighur berawal dari terbunuhnya dua pekerja pabrik mainan, 26 Juni 2009. Dua pekerja itu berasal dari etnis Uighur. Muslim Uighur kemudian melancarkan aksi protes karena pemerintah tidak cepat tanggap atas tewasnya dua warga Muslim setelah bentrok dengan etnis Han.

Aksi kerusuhan terjadi Minggu (5/7), yang menyebabkan banyaknya korban tewas. Pascakerusuhan yang melibatkan aparat keamanan itu, warga Muslim dilarang shalat Jumat di masjid-masjid di Urumqi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009