Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum KONI Pusat, Agum Gumelar, memandang perlunya pemisahan fungsi instansi pemerintah antara Pemuda dan Olahraga yang selama ini berada di bawah satu atap Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora).

"Saya berharap pada kabinet pemerintahan yang baru bidang pemuda dan olahraga tak lagi menjadi satu. Bahkan kalau perlu di-upgrade statusnya menjadi departemen yang khusus membidangi olahraga," kata Agum Gumelar di Jakarta, Minggu (12/7).

Agum yang juga mantan Ketua Umum PSSI ini mengatakan, selama kepemudaan dan keolahragaan menjadi satu, maka kebijakannya cenderung identik dengan politik.

"Ormas kepemudaan itu pembinaan politik, sedangkan olahraga harus terbebas dari ranah politik. Jadi jelas dua unsur ini tidak bisa disatukan," ujarnya.

Menurutnya, pembinaan kepemudaan rentan dengan manajemen konflik. Sebagai contoh, konflik yang terjadi di dalam tubuh salah satu ormas kepemudaan yang terjadi baru-baru ini.

"Dunia olahraga tidak mengenal manajemen konflik. Yang ada adalah persahabatan dan sportivitas," tegasnya.

Pada bagian lain Agum berharap keseriusan pemerintah baru nanti agar lebih serius dalam proses pembinaan olahraga melalui sekolah-sekolah. Hal ini sebagai tindak lanjut dari bergulirnya program Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang sedang digalakkan melalui Depdiknas dan bekerja sama dengan KONI.

"Mudah-mudahan ini bisa menjadi titik awal peningkatan prestasi dari lingkungan sekolah," tuturnya.

Mantan Danjen Kopassus ini juga menyoroti peranan KONI sebagai pembina olahraga prestasi. Menurutnya, pemerintah harus memberdayakan KONI sebagai mitra bukan peranannya malah diambil alih lembaga lain seperti yang terjadi sekarang ini.

"Untuk itu pemerintahan mendatang perlu bersinergi dengan KONI yang merupakan payung dari seluruh induk organisasi olahraga," kata Agum Gumelar.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009