Kayuagung, Sumsel (ANTARA News) - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, kini bertambah satu, sehingga secara keseluruhan angka penderita penyakit mematikan yang belum ada obatnya itu mencapai lima orang.

Pada awal Juni lalu, jumlah penderita HIV/AIDS di kabupaten ini hanya 4 orang, tetapi setelah Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten OKI terus melakukan sosialisasi, jumlah penderitanya bertambah satu orang, kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten OKI Tugiyo S Sos di Kayuagung, Minggu.

Dia menjelaskan, pihaknya telah rutin melakukan sosialisasi mengenai bahaya penyakit tersebut, dan hasilnya sejumlah warga OKI ada yang resah dengan kehidupan seksualnya, sehingga memberanikan diri memeriksakan kesehatannya ke klinik di Palembang.

"Hasilnya satu orang lagi dinyatakan positif terkena HIV/AIDS, sehingga jumlah keseluruhan warga OKI yang terinveksi penyakit mematikan ini mencapai lima orang," kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi tentang tata cara pencegahan virus HIV/AIDS, serta penyakit kelamin lainnya, seperti Infeksi menular seksual (IMS) dan Voluntary Consulting Test (VCT) yang timbul akibat dari hubungan seks bebas di 7 kecamatan yang dianggap rawan akan virus ini, yaitu Kayuagung, Tanjung Lubuk, SP Padang, Lempuing, Mesuji, Lempuing Jaya dan Teluk Gelam.

"Tujuh kecamatan ini dianggap rawan dengan virus HIV/AIDS, karena lokasinya dekat dengan lokalisasi terselubung yang ada di OKI," kata dia pula.

Mengingat jumlah pasien HIV/AIDS sudah bertambah, lanjutnya, pihaknya bulan ini akan melakukan sosialisasi mengenai betapa bahayanya penyakit itu di Kecamatan Pedamaran.

Selain itu, pihaknya tahun ini juga akan membuka klinik VTC di RSUD Kayuagung, Puskesmas Kutaraya, Kecamatan Kayuagung dan Puskesmas SP Padang, sedangkan klinik IMS akan didirikan di Desa Sugih Waras, Kecamatan Teluk Gelam.

Didirikannya klinik VCT dan IMS adalah untuk meminimalisir serta mengetahui masyarakat yang terkena atau mengidap HIV positif, dan mungkin realisasinya tahun 2010, tandasnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009