Singapura,(ANTARA News) - Harga minyak mengapung di kisaran 60 dolar AS per barel di perdagangan Asia pada Senin, karena para investor masuk pasar setelah harga merosot mendekati harga terendah delapan pekan, kata para analis.

Serangan baru oleh pemberontak Nigeria pada fasilitas minyak membantu harga sedikit menguat, kata mereka. Nigeria salah satu negara ekportir minyak mentah utama di Afrika, demikian dikutip dari AFP.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus diperdagangkan pada 59,97 dolar AS per barel di perdagangan pagi Asia, naik delapan sen dari penutupan di AS pada Jumat.

Kontrak merosot menjadi 58,72 dolar dalam perdagangan harian Jumat, terendah sejak 18 Mei.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus naik 12 sen menjadi 60,64 dolar AS.

"Para investor melakukan pembelian karena harga minuyak telah turun cepat dan jatuh ke posisi terendah delapan pekan pada pekan lalu," kata Victor Shum, seorang analis konsultan energi Purvin and Gertz di Singapore.

"Ada faktor lain, yaitu beberapa gangguan produkis di Nigeria. Yang mungkin juga mendorong aksi beli."

Kelompok pemberontak utama Nigeria, yang sebelumnya menargetkan fasilitas minyak di selatan negara itu, mengklaim bertanggungjawab atas sebuah serangan terbaru pada Minggu pada pangkalan minyak Atlas Cove di Lagos -- serangan pertama di jantung ekonomi negara tersebut.

Pangkalan minyak itu adalah titik kontak pertama untuk kapal-kapal tanker yang memasuki wilayah teritorial perairan Nigeria dari barat. Tanker minyak memuat di sana.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009