Jakarta, 15/7 (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Tony A Prasetyantono mengatakan, meski suku bunga acuan BI Rate rendah tidak menjamin suku bunga perbankan akan turun.

"Dengan perkiraan inflasi 2009 akan mencapai serendah empat persen maka BI rate bisa enam persen. Namun yang perlu disadari adalah BI rate serendah itu tidak serta merta otomatis bisa menyebabkan penurunan suku bunga bank," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, saat ini faktor yang lebih menentukan terjadinya penurunan suku bunga adalah likuiditas perbankan.

Menurut dia, jika likuiditas di dalam negeri terkuras ke luar negeri karena repatriasi modal global seperti terjadi ketika krisis keuangan menghantam AS, maka hal ini akan membuat perbankan sulit menurunkan suku bunganya.

Ia menjelaskan, likuiditas yang ketat membuat kalangan perbankan berusaha keras untuk menjaga agar dana pihak ketiga (dana masyarakat) yang dimiliki tidak berpindah atau keluar.

Untuk itu, menurut dia, bank akan menaikan suku bunga sehingga menarik bagi para pemilik modal untuk menempatkan dananya.

"Suku bunga baru bisa turun asalkan likuiditas longgar yang ditandai dengan masuknya modal global," katanya.

Selain itu, menurut dia, tekanan suku bunga juga terjadi bila terjadi kepanikan oleh nasabah. Nasabah yang panik akan membuat bank-bank kecil berusaha keras mempertahankan dana pihak ketiganya dengan menetapkan bunga tinggi.

Hal ini selanjutnya akan memicu bank-bank besar untuk ikut menaikkan suku bunga agar dana pihak ketiga mereka juga tidak berpindah ke bank lain.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, BI rate sampai akhir tahun bisa mencapai enam persen.

Sementara itu, penurunan BI rate yang tajam hingga 2,75 persen sejak Desember 2008 menjadi di level 6,75 persen saat ini, belum mampu mendorong penurunan agresif suku bunga perbankan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi mengungkapkan bahwa BI sebagai otoritas moneter telah memberikan sinyal terhadap kalangan perbankan melalui penurunan BI rate yang agresif.

Ia mengatakan, sinyal dari Bank Indonesia itu masih belum direspon secara cepat oleh perbankan dengan menurunkan suku bunganya.

Hal ini, menurut dia, karena kalangan perbankan masih melihat adanya risiko terhadap kredit yang dikucurkan, terutama terkait peningkatan kredit bermasalah saat ini.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009