Jerusalem, (ANTARA News) - Israel menuntaskan serangkaian ujicoba sistem pertahanan rudal Iron Dome, yang dirancang untuk mempertahankan Israel dari serangan rudal dan roket jarak dekat, kata Kementerian Pertahanan Israel, Rabu.

Sejumlah roket dicegat dalam ujicoba sistem tersebut selama beberapa hari belakangan, demikian laporan kantor berita lokal, Ynet, dengan mengutip keterangan beberapa pejabat pertahanan, demikian dikutip dari Xinhua-OANA.

Sistem Iron Dome, yang dikembangkan oleh perusahaan negara, Rafael Defense Systems, terdiri atas radar, sistem pemantauan, peluncur dan pencegat. Kementerian Pertahanan menyatakan semua bagian sistem itu bekerja dengan baik dalam ujicoba.

Penembakan roket telah lama menjadi ancaman utama keamanan bagi negara Yahudi itu, yang bagian utaranya menjadi sasaran serangan dari Lebanon dan bagian selatannya seringkali diserang oleh roket dari Jalur Gaza.

Iron Dome diduga beroperasi pada 2010, dan Pasukan Pertahanan Israel telah membentuk batalion khusus guna mengoperasikannya, yang akan menjadi bagian dari Angkatan Udara Israel (IAF), demikian laporan harian lokal Jerusalem Post.

"Sistem pertahanan banyak tingkat adalah sasaran strategis bagi Negara Yahudi dan akan menyediakan lapiran perlindungan terhadap roket jarak dekat," kata Menteri Pertahanan Ehud Barak sebagaimana dikutip. "Ini akan memungkinkan IDF memenuhi kewajibannya melindungi Israel dengan cara terbaik yang dapat dilakukannya."

Seorang komandan senior IAF mengatakan pada suatu konferensi akadmis pada Mei bahwa Israel akan memiliki sistem pertahanan rudal yang beroperasi pada tiga tingkat yang berbeda.

Sistem Iron Dome akan beroperasi dan digelar di sepanjang perbatasan pada 2010. Sistem kedua, David`s Sling, yang dirancang untuk mencegat roket jarak menengah, akan beroperasi dalam waktu empat tahun.

Tak lama setelah itu, Arrow 3, versi canggih sistem rudal jarak jauh saat ini yang dioperasikan IAF, akan dinyatakan beroperasi penuh.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009