Jakarta (ANTARA  News) - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Gusti Putu Artha menegaskan, hasil pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) 2009 berpatokan pada hasil rekapitulasi manual dan bukan yang lainnya.

Hal ini, disampaikannya di Jakarta, Kamis, menanggapi pertanyaan tentang adanya informasi hasil penghitungan sementara yang mengatasnamakan lembaga tertentu yang diedarkan melalui pesan singkat.

Dalam pesan singkat itu, disebutkan hasil penghitungan sementara yang menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua kurang dari 50 persen.

Namun, informasi dalam pesan singkat tersebut tidak disertai identitas pengirim yang jelas sehingga menimbulkan pertanyaan tentang kebenaran informasi yang dikirimkan tersebut.

"Kita tunggu saja hasil penghitungan manual yang akan diselenggarakan pada 22 Juli. Masyarakat mohon bersabar," katanya.

Dari hasil rekapitulasi nasional yang dijadwalkan pada 22-24 Juli tersebut, akan diketahui keseluruhan perolehan suara yang didapatkan masing-masing capres dan cawapres.

"Setelah rekapitulasi, nanti akan terjawab semua pertanyaan, apakah akan ada dua putaran atau hanya satu putaran saja," ujarnya.

Putu mengatakan, masyarakat seharusnya dapat menyaring informasi yang diterimanya. Masyarakat diminta tidak mudah terpengaruh pada isu-isu atau informasi yang tidak jelas, diantaranya seperti informasi mengenai hasil penghitungan cepat yang tidak jelas sumbernya.

"Masyarakat harus cerdas memilah apakah informasi itu layak dipercaya atau tidak," katanya, ketika ditemui di ruang Media Center KPU.

Putu tidak menanggapi lebih jauh mengenai beredarnya informasi tersebut. Ia hanya menegaskan hasil resmi pilpres 2009 ditentukan berdasarkan rekapitulasi manual yang dilaksanakan KPU.

Saat ini proses rekapitulasi perolehan suara pilpres berlangsung di tingkat kabupaten/kota yang dijadwalkan pada 16-18 Juli. Kemudian dilanjutkan dengan rekapitulasi di tingkat provinsi pada 19-21 Juli 2009.

Sebelumnya, sejumlah lembaga survei mengeluarkan hasil penghitungan cepat pilpres yang menunjukkan calon presiden dan wapres nomor urut dua yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono memperoleh suara diatas 50 persen.

Namun, belakangan beredar informasi di masyarakat melalui pesan singkat yang mengatasnamakan lembaga tertentu yang menyebutkan berdasarkan hasil penghitungan sementara, pasangan SBY-Boediono memperoleh suara kurang dari 50 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009